Thursday, June 09, 2005

Kepada Akal ( liberal) dan perasaan ( syiah tassawuf)

Al Qur an adalah kitab Allah yang menunjukkan jalan kepadaNya., bagi yang ingin mengenalNya ia adalah jalan yang dapat menyampaikan kepadaNya. Ia adalah jalanNya yang dapat menyampaikan kepadaNya bagi orang yang menempuhnya. Ia adalah rahmat yang dihadiahkanNya berisi petunjuk untuk kemaslahatan semua mahluk ia adalah tali penghubung antara Dia dengan hamba-hambaNya ketika tali tali penghubung telah putus berantakan Ia adalah pintuNya yang terbesar yang menjadi tempat masuk, tak pernah tertutup ketika pintu-pintu lain telah tertutup. Ia adalah jalan yang lurus dimana pikiran sehat tak akan pernah menyimpang darinya.Ia adalah peringatan bijaksana yang tidak akan pernah dapat diselewengkan oleh hawa nafsu. Ia adalah hidangan mulia dimana para Ulama tak pernah merasa kenyang dengannya, tak pernah habis keajaibannya tak pernah punah fleksibelitasnya, tak pernah sirna tanda-tanda kebesarannya, dan tak pernah kontradiktif petunjuk-petunjuknya. Semakin besar perhatian dan penghayatan orang terhadapnya semakin bertamabah pula petunjuk dan pengetahuannya. Setiap kali airnya mengalir terpancar pula sumber-sumber hikmah darinya. Ia menerangi mata hati dari kebutaan. Ia adalah obat penawar hati. Ia menghidupkan nurani, melezatkan jiwa, melatih ruh, menggiring ruh ke negeri yang lapang dan berseru setiap pago dan petang " wahai orang yang berhak mendapatkan kejayaan, marilah menuju kejayaan dan keberuntungan!" penyeru keimanan menyerukan diatas jalan yang lurus:" hai kaum kami terimalah seruan orang ayng menyeru kepada Allah dan berimanlah kepadaNya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih" ( Al Ahqaf : 31)Demi Allah, kalau AlQur an sampai ke telinga yang tanggap niscaya ia menjadikan telinga itu mendengar, jika merasuk ke hati yang rusak, niscaya akan menyadarkannya dari kerusakan itu hingga bersih. Namun, hati-hati ini telah dikuasai hawa nafsu, hingga memadamkan pelitanya diisi dengan pikiran manusia, hingga membuatnya terkunci mati. Dikotori perbuatan-perbuatan nista hingga hakikat dan kebenaran Al Qur an tidak dapat menembus kesana. ia dijangkati penyakit-penyakit kebodohan hingga tidak punya daya melakukan amal shalih.Sungguh amat mengherankan, bagaimana hati ini diberi makan oleh pikiran-pikiran dan pendapat-pendapat yang tidak dapat menghilangkan rasa lapar? dengan menolak hidangan firman Tuhan pencipta alam semesta dan nash-nash hadist NabiNya yang marfu, bagaimana hati yang terpuruk untuk membedakan antara yang salah dan yang benar, sekalipun Al Qur an dan As sunnah terus memancarkan sinar terangnya"Bagaimana hati yang demikian ini dapat membedakan antara pendapat yang benar dan yang sakit yang diterima dan yang ditolak yang kuat dan yang lemah, sementara ia sendiri mengaku tidak mampu menerima petunjuk dari ilmu dan firman Allah yang tidak pernah disentuh oleh kebatilan dari depan maupun dari belakang firman yang mampu menerangkan kebenaran dengan penjelasan yang amat bagus, sabda Rasul yang telah diberi kalimat-kalimat yang sarat makna, dengan keterangan yang bagus dan indah?Tidak Demi Allah itu adalah fitnah yang membutakan hati dari jalannya yang lurus dan membingungkan akaln fikiran dari sasaran yang ditujunya. fitnah yang membuat anak kecil dan orang besar terninabobokan.Mata rabun mengira bahwa itu adalah tujuan yang hendak dicapai dan diperebutkan orang. Sungguh jauh panggang dari api. dimanakah bintang suha ketika matahari bersinar siang hari? dimanakah letak perbandingan tanah lembab dengan bintang gemini? dimanakah perkataan seseorang yang sudah di maklumi tidak ma'shum dibadingkan dalil naqli yang diakui kebenarannya dan diterima dari orang yang dijamin ma'shum dan terpelihara dai dosa dan kesalahannya? Perkataan manakah yang dapat dan pemikiran yang oleh pencetusnya orang lain dilarang dan diperingatkan bertaqlid padanya ( sedang setiap imam melarang orang taqlid padanya) dibandingkan dengan nash-nash yang diwajibkan bagi setiap hamba untuk menjadikanya petunjuk dan pedoman hidup? manakah mazhab yang apabila tokohnya sudah meninggal dunia maka ia termasuk benda mati, dibandingkan dengan nash-nash yang senantiasa abadi meskipun bumi dan langit punah.Subhanallah! mengapa mereka berpaling dari nash-nash wahyu? mengapa mereka tidak mengambil ilmu dari tempatnya dari gudang perbendaharaannya? apa yang menyebabkan hati mereka tidak begitu hidup dan mata mereka tidak bersinar mereka merasa puas dengan perkataan dan pendapat hasil utak-atik manusia mereka memutuskan perkara diantara mereka hingga tercerai berai sebagian mereka membisikkan kepada yang lain kata-kata yang indah penuh tipu daya kemudia mereka mencampakkan Al qur an dengan tiada mereka hiraukan.Dalam hati mereka ajaran-ajaran dan petunjuk al qur an telah lapuk,sehingga mereka tidak mengenalnya lagi. tempat-tempat dan lembaga-lembaga al qur an telah rapuh disisi mereka tidak kuasa mengibarkan kembali. cahaya bintang gemintangnya telah sirna dari ufuk jiwa mereka sehingga mereka tidak mencintainya. Dan mataharinya telah terttutup gerhana kegelapan pikiran dan keyakinan mereka, sehingga mereka tidak dapat melihat lagi. mereka melucuti nash- nash wahyu dari wilayah keyakinan dan melancarkan serangan-serangan berupa takwil yang batil kepadanya. Karena itu tentara-tentara mereka tak henti-hentinya melakukan serangan gelombang demi gelombang. Nash-nash wahyu itu datang kepada mereka bagaikan tamu yang datang kepada kaum yang keji. Mereka perlakukan tamu itu dengan cara tidak layak. tidak dihormati dan tidak dimuliakan mereka sambut tamu itu dari jauh saja dengan hati menolak dan merasa ogah seraya berkata " Anda hanya numpang lewat, tak lebih dari itu, karena itu silahkan anda lewat"Mereka mendudukkaan nash-nash wahyu bagaikan kedudukan khalifah pada zaman sekarang, punya mata uang dan punya hak bicara tetapi tidak punya hukum dan kekuasaan yang berlaku. Orang yang berpegang pada Al qur an dan sunnah menurut mereka adalah pengikut ajaran lahiriah yang rugi dan kurang akal. sedangkan orang yang taqlid ( ikut-ikutan) terhadap pendapat yang kontradiktif dan kontroversial dan pemikiran-pemikiran yang tumpang tindih menurut mereka merupakan keutamaan yang patut diterima. Ahli-ahli al qur an dan as sunnah yang mendahulukan nash-nashnya daripada yang lainnya menurut mereka adalah orang-orang jahil yang kurang sehat pikirannya." apabila dikatakan kepada mereka berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman, mereka menjawab akankah kami beriman sebagaimana-orang-orang bodoh itu telah beriman? ingatlah sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh tetapi mereka tidak tahu"( Al baqarah : 13)Demi Allah mereka terhalang mencapai tujuan karena mereka menyimpang dari jalan wahyu, mengabaikan prinsip dan berpegang pada pendapat-pendapat yang lemah yang tidak ada sumber kebenarannya sehingga mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, dan terputuslah jalan-jalan yang mereka perlukan. Hingga apabila telah dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur dan dilahirkan apa yang ada di dalam hati lalu masing-masing kaum mendapatkan buah hasil yang berbeda sesuai dengan apa yang mereka usahakan, barulah terbuka bagi mereka hakikat keyakinan yang mereka percayai selama ini. Mereka mendapatkan apa yang telah mereka kerjakan " dan jelaslah bagi mereka adzab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan" ( Az zumar : 47), dan hampalah tangan mereka pada waktu panen, ketika mereka melihat dengan jelas hasil tanaman yang mereka taburkan.Wahai alangkah besarnya penyesalan ketika orang berbuat batil itu melihat jelas usaha dan jerih payahnya sebagai debu yang berterbangan, wahai alangkah besarnya musibah ketika ternyata angan-angan mereka sebagai awan tanpa hujan dan cita-cita mereka sebagai kebohongan yang memperdayakan. Bagaimanakah dugaan orang yang hatinya diliputi bid ah dan hawa nafsu dan fanatik terhadap pendapat dan pikiran manusia? bagaimanakah dugaan orang yang hatinya diliputi bid ah dan hawa nafsu, dan fanatik terhadap pendapat dan pikiran manusia? Bagaimana dugaan orang ini terhadap Tuhannya ketika semua rahasia dibeberkan? semua kandungan hati dinampakkan? apa alasan yang akan dikemukakan oleh orang yang membuang wahyu Allah ke belakang punggungnya pada hari ketika berbagai alasan tidak berguna bagi orang zalim?Apakah orang yang berpaling dari kitab Allah dan sunnah rasulNya ini mengira bahwa ia akan selamat dari adzab Tuhannya karena berpegang pada pendapat dan pikiran manusia? Atau apakah ia akan lepas dari adzab Allah karena ia telah banyak melakukan pembahasan dan perdebatan bermacam-macam analogi dan perbandingan? Atau karena telah melakukan bermacam-macam isyarat igauan dan aneka khayalan?Tidak sekali lagi tidak! demi Allah orang yang demikian ini telah melakukan dan membuat dugaan yang dusta sama sekali. Jiwanya dipenuhi dengan khayalan, khayalan tentang sesuatu yang jelas-jelas mustahil. Sesungguhnya jaminan keselamatan itu hanya bagi orang yang melaksanakan petunjuk Allah, berbekal taqwa, mengikuti dalil, menempuh jalan yang lurus dan berpegang teguh pada wahyu sebagai tali yang kokoh yang tidak akan pernah putus Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.Wa ba' duKarena kesempurnaan manusia itu tercapai denga ilmu yang bermanfaat dan amal shaleh, dimana keduanya merupakan petunjuk dan agama yang benar, juga dengan menyempurnakan kepada orang lain" demi masa sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran ( Al ashr: 1-3).Maka Allah swt bersumpah bahwa semua orang yang berada dalam kerugian, kecuali orang yang menyempurnakan kekuatan ilmiahnya dengan iman dan kekuatan amaliahnya dengan amal saleh dan menyempurnakan orang lain dengan berwasiat supaya mentaati kebenaran dan menetapi kesabaran. Jadi kebenaran adalah iman dan amal saleh dan keduanya tidak akan sempurna kecuali jika disikapi dengan sabar dan nasihat menasihati dengan kedua hal ini sudah menjadi kewajiban manusia unutk mencurahkan waktu dalam hidupnya bahkan jiwanya untuk mendapatkan tuntutan-tuntutan yang luhur dan terlepas dari kerugian yang nyata.Semua ini tidak akan diperoleh kecuali dengan menghadapkan diri kepada Al qur an dengan memahami merenungkan mengeluarkan perbendaharaannya membongkar muatannya mencurahkan perhatian kepadanya dan menekuninya dengan penuh antusias. Karena Al qur an menjamin keselamatan manusia dalam kehidupan dunia kini dan di akhirat nanti dan akan mengantarkan mereka kepada jalan yang lurus. Karena itu hakikat dan thariqat( tarekat), dzauq ( perasaan ruhani) dan perasaan jiwa yang benar semuanya tidak boleh diambil kecuali dari tempatnya yang benar ( dari Al qur an dan As sunnah sesuai dengan pemahaman salafushalih). tidaklah buah itu dipetik kecuali dari pohonnya."Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yangbaik (tauhiid) seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit.Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya" ( ibrahim: 24).

Maraji : Madarijus salikin, Imam ibnu qayyim al jauziyah.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home