Fa Aina Tadzhabun Ya Ikhwah (Anda Mau Kemana Wahai Saudaraku?)
Fa Aina Tadzhabun Ya Ikhwah (Anda Mau Kemana Wahai Saudaraku?)Sesungguhnya segala puji bagi Allah, kita meminta pertolongan dan ampunan kepadaNya. Dan kita berlindung kepadaNya dari kejahatan diri-diri kita dan dari keburukan amalan-amalan kita.Barang siapa diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada seorangpun yang bisa meyesatkannya. Dan barang siapa disesatkan oleh Allah maka tidak ada seorang pun yang bisa memberinya petunjuk. Aku bersaksi seseungguhnya tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah saja,tidak ada sekutu bagi Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya." Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan paling baik penjelasannya" (QS Al Furqan: 33) Ironi DemokrasiDemokrasi Modern menurut definisi aslinya adalah bentuk pemerintahan yang didalamnya banyak keputusan pemerintah atau dibelakang kebijakan yang menimbulkan keputusan itu lahir dari suara terbanyak yakin dari mayoritas di pemerintahan atau di belakang kebijakan yang menimbulkan keputusan itu lahir dari suara terbanyak, yakni dari mayoritas di pemerintahan (consent of a majority of adult governed).Demokrasi sebagai proses politik dapat memuat muatan-muatan lokal sesuai area yang melingkarinya(seperti pengalaman politik dan definisi orang-orang yang duduk dalam pemerintahan). Karena itu, tidak pernah ada sistem demokrasi ideal yang pernah wujud. Disamping itu, karena banyaknya area yang mempengaruhi dan melingkupinya, maka dalam ilmu politik seringkali sulit membedakan antara pemerintahan demokrasi dan pemerintahan tirani.Apa yang dimaksud dengan suara terbanyak? ahli-ahli politik mengajukan beberapa syarat. diantaranya tidak tampak adanya pemaksaan atau ancaman untuk menggolkan suatu opini tertentu, tidak ada pembatasan kebebasan berbicara, tidak terdapat monopoli propaganda dan tidak ada control institutional terhadap fasilitas-fasilitas komunikasi massa.Pada kenyataannya definisi dari pemaksaan, ancaman, pembatasan, monopoli, propaganda dan control institusional tidak pernah diterjemahkan kecuali oleh pemerintah apapun namanya. Karena itu, Aristoteles menyebut pemberlakuan demokrasi sebagai suatu kemerosotan. Alasannya ketidakmungkinan orang banyak untuk memerintah yang kecil jumlahnya.Bahkan Plato seorang pemikir yang diagung-agungkan barat juga melancarakan kritik terhadap demokrasi. Katanya kebanyakan orangadalah bodoh atau jahat atau kedua-duanya dan cenderung berpihak kepada diri sendiri. Jika orang banyak ini dituruti, maka muncullah kekuasaan yang bertumpu pada ketiranian dan terror. Karena itu pula diyakini hanya segelintir orang yang diuntungkan dari sistem pemerintahan yang demokratis ini.George Santayana, penyanjung berat Plato menyerukan "Give divine right to rule"(berikan Tuhan hak untuk memerintah) Bahkan Winston churchil mengeluarkan deklarasi yang bunyinya " demokrasi is worst possible form of government"(demokrasi adalah kemungkinan terburuk dari bentuk pemerintahan).Chandra Muzzafar, direktur Just World Trust (LSM di penang Malaysia) dalam buku Hak-hak asasi manusia dalam tata dunia baru memandang ide-ide demokratis sebagai berasal dari dunia barat dan terkesan kolonis. ia menulis, Usaha mencolok untuk melanggengkan kepentingan-kepentingan ideologis dan ekonomi (barat) yang sempit dengan disamarkan kata-katamanis seputar kebebasan dan demokrasi.Di zaman Yunani kuno dimana demokrasi itu berasal tokoh seperti Solon, Chleisthenes dan Demosthenes berpandangan bahwa konsep demokrasi adalah sistem politik terbaik.Namun ironis, periode demokratis dalam sejarah yunani tercatat hanya sebagai kasus-kasus istimewa. Politik Yunani di masa beberapa abad sebelum masehi justru didominasi periode kediktatoran tirani danoligarki, Benih demokrasi malah hancur ketika Negara Sparta yang otoriter mengalahkan Athena dalam perang ploponesia (Amien Rais, Demokrasidengan proses politik LP3ES, 1986).Hal diatas membuat Plato dan Aristoteles dua tokoh kritisi tentang demokrasi yang sulit dibantah berpandangan lain berdasarkan pengamatan mereka atas praktek demokrasi di Athena, maka demokrasi justru merupakan sistem yang berbahaya dan tidak praktis. Bahkan Aristoteles menambahkan, Pemerintahan yang didasarkan pada pilihan orang banyak dapat mudah dipengaruhi oleh para demagog dan akhirnya akan merosot jadikediktatoran. demokrasi akan mudah meluncur ke arah tirani.Amerika serikat pun yang membangga-banggakan diri sebagai Negara paling demokratis di dunia dan pejuang HAM yang hebat ternyata menyimpan borok demokrasi itu sendiri.Paul Findley senator AS lewat bukunya "Mereka Yang Berani Bicara dan Diplomasi Munafik Ala Yahudi", membongkar dominasi lobby Yahudi (AIPAC) dalam tubuh Kongres AS. Tidak seorang pun calon presiden AS yang bisa duduk di kursi kepresidenan tanpa direstui oleh lobi Yahudi tersebut, tegasnya.Data diatas selain menarik juga bagus untuk dibandingkan dengan Negara-negara yang selama ini mengklaim sebagai pewaris dan pelaksana demokrasi,Di Amerika masa pemilihan presiden sering dibanggakansebagai praktek demokrasi paling nyata debat antar kandidiat saling serang propaganda(fitnah) hingga pengungkapan aib-aib pribadi(ghibah) takhanya menjadi bumbu bagi pesta demokrasi namun telah menjadi bagian inti dari sandiwara demokrasi itu sendiri yang menjadi sekadar hiburan yang menina bobokan masyarakat Amerika.Di setiap tempat nama demokrasi semakin popular dengan macam-macam embel-embel demokrasi barat(kapitalis), demokrasi proletar(komunis), demokrasi pancasila(bebas bertanggung jawab) sampai latah orang Islam pun mengikuti orang kafir mengembel-embeli demokrasi dengan nama teo demokrasi(demokrasi Islam).Bahkan tak jarang kata demokrasi dicomot begitu saja untuk mengesankan rakyat bahwa pemerintah yang sedang berjalan adil dan bijaksana. Revolusi Prancis merupakan salah satu pelajaran diperkudanya katademokrasi bagi kepentingan segelintir orang.Banyak rakyat miskin di Prancis kala itu mendukung revolusi tersebut dikarenakan terkagum-kagum pada semboyan" Liberte, Egalite, Franite' Mereka berharap setelah usai revolusi, kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan akan tercipta di antara mereka semua. " Prancis akan menjadi pelopor bagi kehidupan Negara paling demokratis" demikian kira-kiraharapan mereka.Namun sejarah membuktikan angan-angan tersebut tak pernah terjadi. Rakyat miskin terlalu naïf untk bisa memahami bahwa kemerdekaan "Liberte" yang dimaksud adalah kemerdekaan kaum borjuis untuk berdagang bebas. Tentu saja bebas memonopoli pasar dan daerah pemasaran bebas bersaing dengan pengusaha kecil dan kesemuanya yang ada pada akhirnya hanya akan menggulung habis semua potensi pengusaha lemah.Sedang persamaannya "Elagite"yang dimaksud adalah persamaannya kaum borjuis dalam kedudukannya dengan ancient regime dulu itu. Dan persaudaraan "Fraternite" yang terdengar luhur itu sesungguhnya hanyalah persaudaraan antar kaum borjuis yang satu dengan yang lainnya yang tidak dibatasi sekat geografis.sebab itu revolusi prancis sesungguhnya hanyalah revolusi kaum borjuis(bangsawan) bukan revolusi bagi keseluruhan bangsa demi demokrasi. Kehidupan rakyat kecil sebelum dan setelah revolusi tidak mengalami perubahan yang berarti bagai jalan di tempat.Telaah tajam diberikan oleh Abul A'la Al Maududi seperti yang dinukil Amien Rais dalam pengantar buku Khilafah dan kerajaan. Bagi Maududi demokrasi yang sering dianggap sebagai sistem politik paling modern gagal menciptakan keadilan sosio ekonomi dan juga keadilan hukum. Jurang lapisan kaya dan miskin, hak-hak politik rakyat yang terbatas pada formalitas empat atau lima tahunan hanya "siapapun yang sedikitmendalami memang akan menyadari bahwa yang sering berlaku adalah hukum besi oligarki dimana sekelompok penguasa saling bekerja sama untuk menentukan kebijakan politik sosial dan ekonomi Negara tanpa harus menanyakan bagaimana sesungguhnya aspirasi rakyat sebenarnya".Dan cacat demokrasi yang paling fatal adalah terdapat pada landasan konsepsinya sendiri.Prinsip kedaulatan ditangan rakyat yang diwujudkan dalam suara terbanyak. Prinsip mayoritas ini amat rentan tatkala penguasa atau sekelompok orang dapat merekayasa masyarakat melalui propaganda, money politik, tindak persuasif hingga refresif agar mendukungnya. dengan propaganda terus menerus rakyat dapat menganggap surga adalahneraka, dan neraka adalah surga, benar jadi salah, salah jadi benar, begitu seterusnya seperti yang ditunjukkan Adolf Hitler dalam "Mein Kampf".Sisi lain yang perlu dicatat bahwa rakyat sendiri adalah individu yang tak lepas dari tarikan hawa nafsu dan godaan setan. Timbangan baik buruk yang diserahkan pada rakyat adalah sebuah kekacau balauan.dalam kasus The Prohobition Law of America, mula-mula rakyat Amerika secara rasional dan logis berpendapat bahwa minuman keras tidak hanya berdampak negative bagi kemampuan mental dan intelektual manusia serta mendorong timbulnya kekacauan masyarakat. Hukum ini disetujui suara mayoritas. Namun ketika hukum ini mulai diberlakukan rakyat yangterlanjur mencandu tak dapat melepaskan ketergantungan itu akhirnya undang-undang itu dicabut oleh rakyat sendiri.UNESCO sendiri pernah menarik kesimpulan bahwa ide demokrasi itu bersifat ambigious(mendua, tak menentu) Maka tak heran jika seluruhpemimpin Negara ramai-ramai menyatakan we are all democrats (kami semua adalah democrat) meski kenyataannya berbeda-beda, bahkan dalam Encyclopedia Americana, Uni Soviet (sebelum bubar) Cina dan Kuba yang nyata-nyata komunis pun menyebut pemerintahannya sebagai pemerintahan demokrasi.Francis fukuyama akhirnya menulis dalam bukunya The End of History (1989) " sejarah dunia telah berakhir dengan kemenangan di pihak demokrasi",benarkah?. DR Adnan Ali Ridho An Nahwi dalam buku asy syura La ad dimuqratiyah (syura bukan demokrasi) berpendapat bahwa demokrasi hanyalah sarana musuh Islam untuk menghacurkan ummat Islam, Demokrasi Perancis di Aljazair, demokrasi Inggris di Mesir, Palestina, India dan demokrasi Amerika di Lebanon dan Turki justru menghembuskan kehinaan bagi rakyat dan bangsa muslim.Beberapa fakta modern jelas-jelas menunjukkan Barat tidak pernah memberi tempat bagi kaum muslimin untuk memenangkan demokrasi di banyak tempat dari mulai Mesir dengan Ikhwanul Musliminnya, Aljazair denganFIS nya sampai Turki dengan Refahnya karena menurut barat ada ketidakselarasan antara demokrasi dengan Islam. " Barangsiapa dari kalian yang hidup (setelah masaku), akan banyak melihat perselisihan yang banyak, maka kalian wajib berpegang-teguhdengan sunnahku dan snnah para khulafaurasyidin, gigitlah dengan kuat dan jauhilah perkara-perkara baru"(HR Abu Dawud)Manhaj Perjuangan IslamHari-hari ini kita saksikan kaum muslimin di berbagai negeri menghadapi suatu fenomena yang menyakitkan, tuduhan teroris, terbelakang dan berbagai tuduhan lainnya seakan tidak habis menerpa kaum muslimin dan tentunya Islam secara lebih khusus. Di tengah badai fitnah yang besar tersebut kaum muslimin berusaha untuk bangkit untuk menegakkan syariatIslam di muka bumi ini namun sayangnya kebangkitan Islam telah muncul diatas dua manhaj 1. manhaj yang memulai dakwahnya dengan menancapkan kepada aqidah yang benar dengan sunnah yang shahih serta berusaha mengamalkannya, dan berangkat dari situ berusaha menelorkan ide-ide politik yang sejalandengan sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam2. manhaj yang memulai dengan memunculkan ide-ide politik dan undang-undang sementara masalah aqidah dikebelakangkan. Dan akhirnyamereka jatuh dalam tindakan-tindakan yang salah dan menyimpang.Sesungguhnya mayoritas perdebatan sengit yang dicatat dalam sejarah Islam sebabnya adalah perbedaan faham mengenai manhaj Islami. Sementara pertempuran sengit di negeri-negeri barat dipicu oleh pemimpin-pemimpin yang berkuasa hingga meletusnya revolusi perancis pada 1793 M. kemudian meluas menjadi peperangan antara bangsa hingga pecahlah perang dunia 1 kemudian beralih menjadi perang ideologi antara komunisme, Marxisme, fasisme, demokratisme dan liberalisme, dan akhirnya setelah berakhirnya perang dingin dengan runtuhnya uni soviet, terjadilah asimilasi budaya di bawah naungan Negara-negara barat. Para pemikir-pemikir barat mulai menyuarakan melalui mimbar-mimbar ilmiah meraka, bahwasanya peperangan budaya dan ideologi( ghazwul fikri ) telah dimulai konsep pemikiran liberalisme international dengan demokrasinya telah memasuki erapeperangan yang dashyat melawan pemikiran-pemikiran Islami dalam usahanya menguasai dunia. Dunia Islam telah memasuki era yang sangat berbahaya dan menentukan yaitu penghancuran identitas diri di Negara-negara kaummuslimin yang merupakan bukti gagalnya seluruh eksperimen terutama di Negara-negara arab terdahulu yang telah terlepas dari keIslamannya. Lalu mengambil pemikiran-pemikiran yang bersifat eksperimen dan spekulatifserta tidak sesuai dengan sejarah kebangkitan Islam dan diennul Islam itu sendiri. Sayangnya sebagian besar kaum muslimin yang insya Allah mempunyai niat yang mulia untuk menegakkan Islam justru malah mengikuti pola dan cara yang disusupkan oleh Barat dan Yahudi (protocol of zion) dalam memperjuangkan Islam atau mungkin mereka belum juga sadar dan mau kembali merujuk kepada cara manhaj Islam yang benar dalam memperjuangkan dienini. Maka sungguh benarlah sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam : Sungguh kalian akan mengikuti jejak umat-umat sebelum kalian ( yahudi dan nasrani ) sejengkal demi sejengkal, sehingga kalau mereka masuk ke lubang biawak, niscaya kalian pun akan ikut masuk ke dalamnya * (HR Bukhari dan Muslim)Maka perhatikanlah kaum muslimin hari ini dalam politik mereka sibuk dengan demokrasinya, dalam ekonomi mereka enjoy dengan bunga dan sistem ribawi lainnya dalam budaya mereka meniru kebudayaan-kebudayaan nenek moyang mereka dalam perilaku mereka meniru orang-orang barat, sungguh sebuah musibah besar bagi dienul Islam. Sayangnya hal ini tidak disadari oleh kebanyakan kaum muslimin dan sayangnya lagi sebagian kaum muslimin yang diharapkan dapat menyongsong shahwah Islamiyah justru mengambil dienul Islam ini secara parsial dan meninggalkan sebagian yang lain.Permasalahan demokrasi akan semakin jelas jika kita mengetahui maknanya kita tidak akan merujuk kepada Lisanul arab dan juga Ash shahihah untuk membahasnya karena si empunya rumah lebih faham tentang isi rumahnya. Demokrasi berasal dari asal kata demo yang bermakna rakyat sedangkan lafal kedua adalah kratia yang artinya aturan hukum atau kekuasaan yang apabila digabung maka menjadi kekuasaan rakyat dan untuk rakyat ( As Syuura Laa Ad Dimuqratiyah, hal 34 ). Dalam kamus para pemuja demokrasi, yaitu kams Collins cetakan London tahun 1979 disebutkan bahwa makna demokrasi adalah hukum dengan perantara rakyat atau yang mewakilinya ( Ad demokratiyyah wa Mauqifil Islami Minha) merupakan salah satu sistem liberal yang memisahkan antara agama dengan politik hal ini sangat bertentangan dengan Al Qur an Karena di dalam syariat Islam hukumhanya milik Allah dan rakyat tidak mempunyai hukum dan tidak juga mewakilinya, Allah ta ala berfirman :* Hukum itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia *(Qs Yusuf : 40)* Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah * (Qs Al Maidah : 49)Allah Ta ala telah menjelaskan dalam dua ayat ini bahwa hukum tidak menjadi milik rakyat dan juga wakilnya di parlemen. Dan Allah memerintahkan Rasul nya untuk memutuskan perkara dengan apa yang Allahturunkan berupa syariat maka bagaimana mungkin demokrasi disebut siyasah syar iah bahkan menyamakan demokrasi dengan syura dalam Islam padahal pada dasarnya demokrasi bertentangan dengan syariat IslamJelas sekali perbedaan demokrasi dengan syura dalam Islam dengan perbedaan-perbedaan yang mendasar laksana langit dan bumi antara lainSyura adalah aturan Ilahi sedangkan demokrasi merupakan aturan orang-orang kafir Syura dipandang sebagai bagian dari agama, sedangkan demokrasi adalah aturan sendiri Di dalam syura ada orang-orang berakal yaitu ahlul halli wal aqdi (yang berhak bermusyawarah) dari kalangan ulama ahli fikih dan orang-orang yang mempunyai kemapuan spesialisasi dan pengetahuan merekalah yang mempunyai kapabilitas menentukan hukum yang disodorkan kepada merekadengan syariat Islam, sedangkan demokrasi meliputi orang-orang yang didalamnya dari seluruh rakyat sampai yang bodoh dan pander bahkan kafir sekalipun Dalam demokrasi semua orang sama posisinya orang alim dan bertakwa pun sama dengan pelacur orang shalih sama dengan orang bejat dll, sedangkan dalam syura maka semuanya diposisikan secara proporsional Allah berfirman :*Maka apakah patut Kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir) Mengapa kamu (berbuat demikian) bagaimanakah kamu mengambil keputusan?* (Qs Al Qalam :35-36) Yang lebih parah lagi demokrasi melecehkan hukum Allah dengan masih membahas permasalahan yang sudah jelas hukumnya karena dalam demokrasi bukan mengacu pada Al Qur an dan sunnah shahihah tapi kepada suara terbanyak padahal kebenaran tidak diukur dengan jumlah banyaknyaorang. Tapi kesesuaian dengan Al Qur an dan sunnah. Maka jelaslah demokrasi memang merupakan syariat orang-orang kafir tapi masih saja sebagian dari kita mau menjadi pejuang-pejuang demokrasi bahkan yang lebih parahnya lagi dengan mengatasnamakan perjuangan Islam naudzubillah min dzalik, nas allullaha salam wal afiyah padahal jelas dalam hadist bahkan dalam perilaku sehari-hari saja kita diperintahkan untuk menyelisihi orang kafir Dari Abu Hurairah ia berkata bahwa Rasullullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda * Potonglah kumis kalian dan biarkanlah jenggot kalian berbedalah kalian dari golongan majusi ( kafir)* (HR Muslim) Bahkan lebih tegas lagi sabda beliau yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar * Barang siapa meniru suatu kaum, maka dia adalah bagian dari mereka * (HR Bukhari dan Muslim) Sayangnya ayat Al Qur an dan hadist shahih yang dibawakan oleh para ulama ini diabaikan oleh sebagian besar aktivis Islam yang kenyataannya justru mereka masih hijau sekali dalam ilmu dien ini dengan anggapan bahwa para ulama itu tidak faham dan mengerti masalah politik bahkanmereka berani mencela para ulama salaf dengan tuduhan ulama fiqih (celana dalam wanita) dan sebagian yang lain bahkan menuduh dakwah para ulamasalaf sebagai antek-antek zionis (baca: Majalah Suara Hidayatullah) "Mencela orang muslim adalah kefasikan membunuhnya adalah kekufuran" ( Muttafaqun'alaih) apalagi mencela para ulama yang jelas-jelas pewaris para nabi. naudzubillah min dzalik,selanjutnya menganggap ulama tidak mengerti keadaan yang mereka istilahkan fiqhul waqi dan menggangap orang yang menasihati adalahpendengki yang tidak memperjuangkan Islam. "Beginilah kamu, kamu sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka (kebatilan) dalam kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah untuk (membela) mereka pada hari kiamat? atau siapakah yang jadi pelindung mereka (terhadap siksa Allah) ( QS An Nissa : 109).sungguh sebuah musibah yang amat besar sekali karena ummat ini dijauhkan dari ilmu dan para ulamanya. Sebagian yang lain menganggaphal ini masalah perbedaan ijtihad saja padahal jelas ijtihad pun dilakukan dengan dasar Al Qur an dan sunnah shahihah bukan dengan akal dan perasaan saja atau hanya karena pertimbangan keduniaan.* Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah Al Qur an dan Rasul (sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir. Yang demikian itulebih utama dan lebih baik akibatnya * (Qs An Nisaa : 59) atau mereka berkata "kami masuk ke dalam demokrasi karena darurat". Darurat berasal dari kata ad dharar yang berarti bahaya. adapun secara istilah berkata az Zarkasi " Darurat adalah samapainya kepada batasan, jika tidak menunaikan yang terlarang "niscaya akan binasa".istilah ini banyak dijumpai dalam ilmu fiqh. adapun dalil dari Al qur an tentang hal ini" …Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Penyayang" (QS Al Maidah:3) Allah telah menjelaskan syariatNya atas dasar kemudahan, Namun pertanyaannya apakah kita akan mati atau binasa jika kita tidak memakai demokrasi sebagai Hukum? Malah kenyataannya di Mesir di akhir pemerintahan Anwar Sadat puluhan ribu Muslim dipenjarakan, begitu juga di Sudan tatkala Numeri menangkapi para aktivis Islam. padahal di parlemen Mesir dan Sudan banyak terdapat wakil rakyat dari kaum Muslimin, Mereka tidak mampu berbuat sesuatu pun? Sepakat para ulama tentang haramnya demokrasi dengan dalil-dalil yang tegas dan sharih, mengenai kewajiban menyelisih orang kafir dalam sistem hidup mereka. Ingatlah wahai saudaraku, Islam akan tegak dengan manhaj Islam bukan dengan cara-cara kafir dan Islam akan tegak diatas landasan yang benar aqidah yang kuat bukan aqidah campur aduk metodologi campur aduk takutlah kalian akan ayat Allah * Hai orang-orang beriman masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya dan jangan kamu turut langkah-langkah syetan,sesungghnya syetan itu musuh yang nyata bagimu * ( Qs Al Baqarah : 208 )Bukankah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memulai dakwahnya dengan tauhid dan mendidik ummat dan masyarakat dengan sunnah, bahkan beliau menolak ketika ditawarkan menjadi raja oleh kaum musyrikin.Maka bisakah syariat ditegakkan sementara masyarakat dalam keadaan tidak siap untuk menerimanya?ingatlah kalian dengan kisah Hiraqlius raja Roma ketika disampaikan risalah Islam kepadanya."Wahai sekalian rakyat Roma, apakah kalian ingin keadaan bahagia dan teratur, serta kearjaan kalian stabil? Baiatlah Nabi ini. Maka rakyatnya pun lari dengan sangat kencang, namun pintu-pintu telah tertutup. Lalu hiraqlius memanggil lagi dan mengatakan Saya melakukan hal itu hanya untuk mengetahui kekokohan kalian terhadap agama kalian, Maka rakyatnya pun sujud kepadanya"(HR Bukhari dan Muslim) Lihatlah meskipun Heraqlius seorang raja yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan ia tidak mampu memaksa rakyatnya untuk masuk Islam, begitu pula raja Najasyi (seorang Raja Kristen di Habasyah) yang masuk Islam. selanjutnya, pertanyaannya apakah beliau memperjuangkan Islam dengan demokrasi menghadapi orang-orang musyrik? apakah beliau berdemokrasi dengan bermajelis bersama mereka memperbincangkan lagi hal-hal yang sudah jelas dalam syariat memperbincangkan lagi hukum-hukum Allah yang telah tegas atau bahkan memperbincangkan lagi masalah aqidah?. Selanjutnya apakah ada sejengkal tanah di dunia ini yang menegakkan hukum-hukum Allah berhasil dengan cara berdemokrasi?, jawablah hal ini wahai saudaraku. Pengalaman-pengalaman pahit di Mesir, Turki bahkan Aljazair bagaimana kemenangan yang telah lebih dari 90 % itu tak berarti apa-apa. Seharusnya hal ini menjadi pelajaran yang jelas dan terang bahwa barokah dan ridho Allah tidak dapat dicapai dengan perjuangan memakai sistem kafir ini. Fa aina tadzhabun ya ikhwah..* Belumkah saatnya bagi orang-orang beriman untuk hati mereka tunduk pada peringatan Allah dan kebenaran yang Allah telah turunkan kepada mereka dan janganlah mereka menjadi seperti golongan ahli kitabsebelumnya. Lalu mereka diberi masa yang panjang kemudian hati mereka menjadi keras dan sebagian dari mereka fasiq * (Qs Al Haddid 16) Semoga Allah merahmati kita semua dan mempersatukan hati kita diatas aqidah yang benar. Karena hanya Allah lah yang dapat mempersatukan hati dan hanya dengan tauhidlah hati-hati ini dapat bersatu dalam kebenaran. Janganlah kau hitung kebenaran dari banyaknya jumlah namun kenalillah kebenaran itu sendiri (Al Qur an dan sunnah shahihah dengan pemahaman para sahabat) maka engkau akan mengetahui siapakah orangnya. Wallahu A lam bissowab.
<>Sumber : -Mukhtarat Iqtidha Ash Shiratal Mustaqim,Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah-Raf ul Litsaam An Mukhaalafatil Qardhaawii Lil syarii atil Islam,Syeikh Ahmad Manshur Al Uda ini-Muraja at fi Fiqhil Waqi As Siyasi wal fikri ala Dhauil kitabi was Sunnah,Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Shalih Fauzan, Syaikh Shalih As Sadlan-Majalah Ishlah edisi 63 tahun 1996-As Syuura Laa Ad DimuqratiyahDR Adnan Ali Ridho An Nahwi
1 Comments:
Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kelompok ini perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home