Tipuan Politik Syiah Rafidhoh Kepada Kaum Muslimin (Gertak Sambel Ala Iran)
Oleh : Abu Hanan Sabil ArrasyadSaya bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan yang berhak untuk
disembah kecuali hanya Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah seorang hamba dan utusan-Nya.
Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, dan sebaik-baik
petunjuk adalah petunjuk Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam.
Seburuk-buruk perkara adalah perkara yang diada-adakan. Setiap perkara
yang diada-adakan adalah bid'ah. Setiap bid'ah adalah sesat. Dan setiap
kesesatan ada di neraka.
Sungguh hari ini kita hidup ditengah perpecahan dan perselisihan yang
disebabkan oleh firqoh-firqoh di dalam tubuh kaum muslimin, maka sungguh
benar sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
“Artinya : Dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan
semua masuk neraka kecuali satu. Beliau ditanya : ‘Siapa mereka wahai
Rasulullah ?’ Jawaban beliau : ‘Mereka adalah orang-orang yang berada di
atas apa yang aku dan sahabatku berada di atasnya” [Abu Dawud 4586,
Tirmidzi 2640, Ibnu Majah 3991 Ahmad 2/332]
Diantara beberapa kejadian menarik dan berbagai sandiwara hari ini adalah
gertakan pemerintah iran (syiah imamiyah rafidhoh)yang seakan-akan
merekalah pahlawan pemberani yang berani menentang hegemoni Amerika dengan
senjata Nuklirnya. Kemudian dengan serta merta pers asing dan pers negeri
iran mencuatkan perseteruan ini.
Sebenarnya udara dan aroma apakah ini? udara segarkah atau hanya udara dan
aroma yang membawa penyakit karena sebelumnya melewati virus penyakit yang
amat dalam. Dari sebuah kedengkian dan kebencian terhadap Islam yang murni
yang dibawa oleh Nabi dan diteruskan oleh keluarga beserta para sahabatnya
yang diikuti oleh para imam salafusshalih.
Sebagian pemuda muslim di berbagai negeri terkagum-kagum dengan gaya iran
ini. Merekapun dengan mudahnya tertipu oleh teriakan dan gertak sambal
para tokoh seminar dari iran ini.
Padahal sekian banyak nuklir dan rudal yang dimiliki iran sampai saat ini
belum pernah terdengar bom, rudal dan nuklir tersebut menyentuh Amerika
dan Yahudi dua negeri yang begitu rajin memusuhi Islam.
Kalau memang Iran konsisten untuk menentang Amerika dan majikannya Yahudi,
mengapa mereka tidak segera menembakkan roket penjelajah yang bisa
langsung membumi hangus Israel. Mengapa mereka hanya berhenti sampai pada
statemen belaka ? . Mengapa tidak ada seorang pun anggota pasukan pengawal
revolusi Iran (Pasdaran) yang mendarat di tanah Al-Aqsha itu dan berjuang
bersama dengan umat Islam di Palestina ? Lalu bagaimana dengan sekian
banyak kerjasama Iran dengan Amerika baik dalam perdagangan maupun masalah
politik ? mereka akan katakan kami berjuang melawan yahudi dengan
hizbullah di libanon. Jawaban diplomatis yang ingin mengelabui kaum
muslimin, jelas kalau kita saksikan sendiri hizbullah sama sekali tidak
pernah ke palestina mereka hanya mempertahankan wilayahnya di libanon
dimana penduduknya adalah pengikut agama syiah.
Dan kitapun tidak pernah melihat pembelaan mereka terhadap kaum muslimin
atau ajakan jihad selain di palestina, apakah hanya palestina negeri kaum
muslimin yang tertindas? Itupun sumbangan mereka di Palestina hanya
melalui gertakan-gertakan dan teriakan demonstrasi.
Lihatlah dahulu bagaimana Afghanistan tertindas oleh Soviet, adakah
pasukan Iran disana?membantu kaum muslimin? Bahkan orang-orang syiah
berpartisipasi bersama quburiyyun di Afghanistan membunuhi muwahiddin kaum
muslimin Mujahidin Ahlussunnah yang berusaha menegakkan hukum Islam di
wilayah Kunar. Kemudian ketika Taliban masuk dan berkuasa kembali kelompok
syiah bergabung dengan pasukan Dostum dengan Aliansi Utaranya yang
didukung Amerika untuk menjatuhkan Taliban dan membunuhi mereka. Lihatlah
bagaimana peristiwa Mazar e Syarif pengepungan sebuah penjara dimana
Mujahidin Ahlussunnah dari berbagai negara Islam seperti Saudi, Pakistan,
bahkan Mujahidin Ahlussunnah dari Amerika berjuang mati-matian dikepung
tentara Amerika dan Aliansi Utara bersama orang-orang syiah rafidhoh.
Kemudian Bosnia, ketika ummat Islam dibantai. Kita tidak pernah mendengar
pemerintah iran mengirin tentara atau bantuan kesana?atau ada sukarelawan
jihad dari iran? Kenyataannya tidak ada sama sekali, begitu juga Moro di
Filipina, Kashmir di India, Kosovo di Balkan adakah pemerintah iran
membantu dengan tentara atau sukarelawan jihadnya?atau di Indonesia
tepatnya di kepulauan Maluku adakah sumbangan bantuan dari iran? Chechnya
direbut Rusia pun Iran sepi-sepi saja. Dan yang lebih manisnya lagi sikap
mereka di Irak ketika kaum muslimin dilumat habis oleh Amerika justru
mereka malah memihak Amerika dan berada dibawah payung demokrasi yang
Amerika buat. Tokoh spiritual yang mereka bangga-banggakan Muqtada Al Sadr
ternyata sama hanya tokoh tukang gertak yang ketika kepentingan nya
diakomodir dia diam bahkan memihak Amerika membunuhi kaum muslimin dan
Ahlussunnah di Irak. Padahal sebelumnnya dia adalah tokoh yang paling
berkoar-koar membela Makam Imam Ali di Irak.
Dari semua rudal Nuklir dan bom-bom canggih yang dimiliki Iran dimanakah
semua itu? Padahal Amerika dan Yahudi yang kata mereka Big Satan sudah
bercokol di sekeliling bahkan di depan hidung mereka. Adakah satu rudal
yang keluar ke Yahudi atau Amerika? Atau hanya basa basi semu belaka…
Jadi sebenarnya apakah ini semua? Sebuah sandiwara atau lagu lama yang
diulang-ulang. Atau karena di negeri-negeri tersebut tidak ada pengikut
agama syiah?sehingga tidak perlu dibela?
Sebenarnya berbagai contoh di atas sudah lama terjadi di dunia Islam,
dimana Syiah Rafidhoh memang selalu bercokol dan menghianati kaum
muslimin. Namun mereka dengan baju dusta (taqiyah) selalu tampil
seakan-akan sebagai pahlawan dan pembela kaum muslimin.
Lihatlah bagaimana mereka (syiah) tampil seakan-akan membela Husein bin
Ali dan akan membaiatnya yang membuat Husein bin Ali tertipu dengan
kedustaan mereka ini. Ketika itu beliau diundang oleh orang-orang syiah
Kufah yang mengaku diri sebagai Syiah nya (pendukung Husein bin Ali) dan
mereka mengaku mempunyai belasan ribu orang yang siap membela Husein
(Tarikh Al Ya’qubi II/241-242, Muruj Adz Dzahab II,64 oleh Al Mas’udi Asy
Syi’i)
Tapi ketika Husein akhirnya terkepung oleh pasuka Ubaidillah bin Ziyad tak
satupun orang yang tadinya mengundang beliau, tampil membela mereka.
Justru cenderung cuci tangan, sehingga menyebabkan terbunuhnya Husein bin
Ali. Seperti yang dikisahkan oleh sejarawan syiah sendiri Al Mas’udi,
Husein bin Ali Radiyallahu anhu sebelum syahid bahkan sempat berdoa
“Ya Allah turunkanlah keputusanMu atas kami dan atas orang-orang yang
telah mengundang kami, dengan dalih mereka akan mendukung kami, tetapi
kini ternyata mereka membunuh kami“ (Al Mas’udi III/70)
Lihatlah bagaimana syiah generasi awal menipu Husein bin Ali radiyallahu
anhu dengan mengatakan mereka adalah pembela Husein bin Ali namun
meninggalkannya begitu saja. Itulah kenyataan yang dilakukan
mereka,kemudian setelah itu sampai saat ini mereka memakai topeng taqiyah
kembali dengan basa-basi berusaha menyesali pembunuhan Husein dengan
membuat acara-acara pemukulan dan melukai diri, yang itu sendiri tidak
pernah ada dalam ajaran Islam.
Selanjutnya dimasa Dinasti Abbasiyah dimulai dimasa daulah buhaiwiyah
mereka masuk menjadikan dinasti abbasiyah sebagai boneka belaka untuk
menyebarkan dan mengukuhkan faham syiah rafidhoh mereka di masa itu
dinasti buhaiwi inilah yang menurut ulama syiah Muhammad husein al
muhdhaffari sebagai dinasti yang memang dilahirkan untuk berkhidmat kepada
syiah itsnaa asyariyah. Yang isi aliran ini tidak lebih dari aqidah
menyimpang dan cercaan dan makian kepada para sahabat yang akhirnya
menjadi kebiasaan pada saat itu.( Al Muntazham VII, Imam Ibnul Jauzy ,Al
Bidayah Wan Nihayah XI, Imam Ibnu Katsir rahimahullah)
Kemudian di masa kekuasaan Mongol (Tartar) menurut Al Muhdhaffari,
masa-masa kekuasaan Mongol di iran yang dimulai oleh Hulagu khan dan
diakhiri oleh Abu Said (650-736H) adalah termasuk masa keemasan bagi syiah
Iran.
Ketikah Hulagu menyerbu Baghdad menaklukkannya, menghancurkan dan
mengakhiri Daulah Abbasiyah orang-orang syiah dan dua masyhad kesemuanya
selamat, berkat terkabulnya permintaan ulama syiah yang diajukan kepada
Hulagu agar keamanan mereka dijamin (At Tasyayyu hal 61), sementara lebih
dari dua juta ahlussunnah saat itu dibunuh dan digorok di Baghdad.
Informasi yang ditulis oleh Muhdaffari tersebut semakin mengukuhkan
penghianatan Syiah rafidhoh dengan tokohnya Nashiruddin At Thusi dengan
keruntuhan Baghdad, At Thusi inilah sang pahlawan Syiah yang diangkat
sebagai penasehat Hulagu sebelum menyerbu Baghdad padahal sebelumnya
Hulagu sempat ragu menyerbu Baghdad karena peringatan dari Husamuddin
penasihatnya. Kerutuhan Baghdad ini pun akibat dari berhasilnya Ibnu
Alqami (seorang syiah) yang mengusulkan kepada Al Mustashim khalifah saat
itu untuk mengurangi jumlah tentara dengan dalih penghematan anggaran
negara yang jelas-jelas mengurangi pertahanan Daulah Abbasiyah ( Al
Bidayah Wan Nihayah XIII, Imam Ibnu Katsir, Tarikh Al Khulafa hal 435, As
Suyuthi).
Kedua tokoh pahlawan syiah (At Thusi dan Ibnu Alqami) inilah yang ketika
baghdad banjir darah kaum muslimin ketika rakyat dibunuh, ulama digantung,
khalifah digorok, justru naik menjadi Menteri Urusan Wakaf dan bebas
menghirup udara segar diatas aroma darah kaum muslimin.
Generasi selanjutnya di masa Dinasti Ash Shafawi dimana Syah Ismail naik
takhta dan memaksakan ajaran Syiah kesegenap negeri-negeri kaum muslimin
dengan paksaan pedang dengan mengancam pembunuhan dan gantung bagi siapa
yang tidak menganut ajaran Syiah seperti yang dituturkan oleh Dr Musa Al
Musawi dalam As Syiah wa Tashhih hal 70-71. Kemudian Muhdaffari
melanjutkan bagaimana saat itu dinasti shafawi menjalin hubungan dengan
Eropa menghadapi musuh bersama yaitu Daulah Turki Ustmani salah satu
representasi kekhalifahan Islam saat itu (At Tasyayyu hal 76) karena
mereka Dinasti Shafawi sepakat memberikan pulau Hurmuz dan Kamberun asal
Kristen Eropa membantu mereka melawan Daulah Turki Ustmani kerjasama ini
dilanjutkan hingga masa Syah Abbas berkuasa . bahkan Paus Paulus V
mengirimkan surat ucapan selamat atas kemenangan Syah Abbas atas
orang-orang Uzbek yang Muslim sambil mendorongnya untuk memerangi terus
Daulah Turki Ustmani.(Syah Abbas Al Kabir hal 250-271).
Maka lihatlah wahai saudara-saudaraku sejarah panjang generasi penghianat
yang gaya dan tingkah mereka diwarisi oleh para pengikutnya dari masa ke
masa. Maka masih haruskah kita tertipu seperti ketika Khomaini tokoh syiah
imamiyah rafidhoh abad ini menggulingkan Syah Reza Pahlevi yang syiah juga
dengan revolusinya dengan mengangkat jargon “tidak barat , tidak timur
tapi Islam, tidak syiah tidak sunni tapi Islam“ sehingga tokoh-tokoh dan
para pemuda kaum muslimin tertipu dan menyangka itu kebangkitan Islam,
padahal dengan tegas dalam UUD Iran hal 29 disebutkan “Agama negara Iran
ialah agama mazhab Ja’fari 12 Imam, dan pasal ini tidak boleh diubah
selama-lamanya“
Dimana tokoh-tokoh Muslim Ahlussunnah yang tertipu mendukung Khomaini pun
akhirnya digantung di iran seperti Syeikh Ahmad Mufti Zadah (1993 sebagai
salah satu tokoh darul taqrib sunni-syiah) Syeikh Muhammad Shaleh ad
dhiya’i (1994),Syaikh Nashir Saimany (1992) Dr Ali Mudzaffariyan (1992)
Syaikh Maulawi Abd Malik Mulla Zadeh (1996) dan banyak ulama lainnya yang
dibunuh oleh rezim Khomaini, sementara Masjid-masjid Ahlussunnah
dihancurkan dan cleansing ethnic terhadap ahlussunnah di Iran.
Sementara itu sebelumnya pun kita disungguhi bagaimana Syeikh Mahmud
Syalthut dari Al Azhar pernah tertipu dan menfatwakan membolehkan
beribadah seperti Mazhab Syiah Imamiyah namun akhirnya beliau sendiri
dikejutkan oleh pernyataan dari Seorang ulama Syiah Ayatullah Udhma Al
Khalisi dengan fatwanya “imam yang duabelas adalah rukun iman, Allah tidak
akan menerima segala amal ummat manusia, kecuali dengan meyakini keimaman
mereka“ (Al i’tisham bihablillah hal 43)
Begitu juga Dr Mustafa As Sibai yang awalnya termasuk dalam tokoh darul
taqrib sunni-syiah, akhirnya pun dikecewakan dengan dialog Palsu ala syiah
oleh Abdul Husein Al Musawi (pengarang dialog fiktif “Sunni-Syiah) yang
begitu dasyatnya mencela sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam ,Abu
Hurairah radiyallahu anhu.
Lantas dihari-hari ini gembor-gembor mereka dengan rudal nuklirnya
kemudian mencatut nama Hasan Al Bana, Syeikh Ahmad Yasin rahimahumullah
dan lainnya, seakan-akan merekalah sang pahlawan Islam, sementara di Irak
dan Afghanistan negeri yang berbatasan langsung dengan Iran masih kita
saksikan Amerika bercokol dengan tenangnya, bahkan hinaan terhadap Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam oleh koran-koran dan majalah di eropa
(denmark terutamanya) mengapa mereka Amerika dan Denmark serta Yahudi)
sama sekali tidak takut dengan nuklirnya iran.Lantas Masihkah kita
tertipu dengan gertak sambel ala syiah rafidhoh.
“Sebentar lagi berbagai umat akan bersekongkol untuk menindas/menggerogoti
(mengeroyok) kalian, sebagaimana para pemakan akan ramai-ramai menyantap
hidangan mereka. Maka ada salah seorang sahabat yang berkata: Apakah hal
itu terjadi karena jumlah kami sedikit? Beliau menjawab: Bahkan kalian
kala itu berjumlah banyak, akan tetapi kalian buih (lemah) bak buih air
bah, dan sungguh-sungguh Alloh akan mencabut dari dada musuh-musuh kalian
rasa segan terhadap kalian, dan Alloh benar-benar akan mencampakkan ke
dalam hati kalian rasa wahan (lemah). Maka ada yang bertanya: Wahai
Rasulullah, apa yang dimaksud dengan wahn? Beliau menjawab: Rasa cinta
terhadap dunia dan takut akan kematian.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud, dan
disahihkan oleh Al Albani)
Maka janganlah tergesa-gesa dan mudah tertipu oleh politik Koran wal
Majalah dan tergesa-gesa serta kagum atas retorika-retorika palsu yang
mudah saja dibuat oleh kaum munafiqin.
“Wahai Nabi berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang
munafiq dan bersikap keraslah pada mereka. Tempat mereka ialah neraka
Jahannam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya.” (At Taubah :
73).
Kembalilah kepada Al Qur an dan Sunnah sesuai pemahaman Nabi shallallahu
alaihi wa sallam beserta keluarga dan para sahabatnya. Perhatikanlah kaum
muslimin tanamkanlah keimanan dengan tarbiyah yang sunnah bersihkankanlah
aqidah mereka dari kesyirikan dan ajaran-ajaran bid’ah, hingga hati-hati
mereka dipenuhi Tauhid jauh dari wahn yang selama ini menjangkiti kaum
muslimin.sehingga mereka jauh dari ilmu, amal dan cahaya Iman.
Ya Allah, tunjukkanlah kebenaran itu sebagai kebenaran dan berilah kami
kekuatan untuk mengikutinya, serta tunjukkanlah kebatilan itu sebagai
sebuah kebatilan, dan berilah kami kekuatan untuk menjauhinya.
Maha Suci Engkau Ya Allah, dan dengan memuji-Mu, saya bersaksi bahwa tiada
Tuhan yang berhak disembah melainkan Engkau, saya memohon ampun dan
bertaubat kepada-Mu.
Wallahu A’lam
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home