Thursday, June 09, 2005

TAFSIR KEBATILAN

oleh : Abu Hanan Sabil Arrasyad

Tanpa disadari hari-hari ini tusukan ke dalam tubuh Islam dan ahlussunnah semakin kuat,kaum muslimin mulai dicekoki dengan nilai-nilai kebatilan yang jelas-jelas dari luar Islam,apalagi ditengah keterlambatan kesadaran bahkan memusuhi orang-orang yang selalu mencoba mengingatkan.Itulah kaum muslimin hari ini, yang bangga dengan kebodohan dan bid'ahnya. yakin dengan syirik dan khurafatnya.Contohnya masalah hermeneutika. Tampak, bagaimana banyak ulama dan cendekiawan Muslim di Indonesia, terlambat memahami masalah yang sangat fundamental tersebut. Padahal, beberapa institusi pendidikan Islam sudah mengajarkan hermeneutika sebagai alternatif bagi metode penafsiran al-Quran yang selama ini dikenal olen umat Islam pada umumnya. Bahkan, sekarang sudah banyak muncul cendekiawan dan tokoh-tokoh organisasi Islam, yang begitu bersemangat menyebarkan dan mengajarkan hermeneutika, dengan menyerukan agar metode tafsir ‘klasik’ al-Quran tidak digunakan lagi.Apalagi, di kalangan umat Islam, mulai muncul gejala umum yang mengkhawatirkan, yakni mudahnya mengambil dan meniru metodologi pemahaman al-Quran dan al-Sunnah yang berasal dari pemikiran dan peradaban asing. Gerakan ‘impor pemikiran’ semakin gencar dilakukan, terutama oleh kalangan yang menggeluti Islamic Studies. Sayangnya, tidak banyak yang memiliki sikap ‘teliti sebelum membeli’ gagasan-gagasan impor yang sebenarnya bertolak-belakang dengan dan berpotensi menggerogoti sendi-sendi akidah seorang Muslim. Salah satu produk asing tersebut adalah “hermeneutika”, yang belum lama ini dipasarkan dalam sebuah seminar nasional “Hermeneutika al-Qur’an: Pergulatan tentang Penafsiran Kitab Suci” di sebuah perguruan Tinggi. Konon tujuannya antara lain mencari dan merumuskan sebuah ‘hermeneutika al-Qur’an’ yang relevan untuk konteks umat Islam di era globalisasi umumnya dan di Indonesia khususnya. Terlanjur gandrung pada segala yang baru dan Barat (everything new and Western), sejumlah cendekiawan yang nota bene Muslim itu menganggap hermeneutika bebas-nilai alias netral. Bagi mereka, hermeneutika dapat memperkaya dan dijadikan alternatif pengganti metode tafsir tradisional yang dituduh ‘ahistoris’ (mengabaikan konteks sejarah) dan ‘uncritical’ (tidak kritis). Kalangan ini tidak menyadari bahwa hermeneutika sesungguhnya sarat dengan asumsi-asumsi dan implikasi teologis, filosofis, epistemologis dan metodologis yang timbul dalam konteks keberagamaan dan pengalaman sejarah Yahudi dan Kristen.Secara etimologi, istilah “hermeneutics” berasal dari bahasa Yunani (ta hermeneutika), (bentuk jamak dari to hermeneutikon) yang berarti ‘hal-hal yang berkenaan dengan pemahaman dan penerjemahan suatu pesan. Kedua kata tersebut merupakan derivat dari kata “Hermes”, yang dalam mitologi Yunani dikatakan sebagai dewa yang diutus oleh Zeus (Tuhan) untuk menyampaikan pesan dan berita kepada manusia di bumi. Dalam karya logika Aristoteles, kata “hermeneias” berarti ungkapan atau pernyataan (statement), tidak lebih dari itu. Bahkan para teolog Kristen abad pertengahan pun lebih sering menggunakan istilah ‘interpretatio’ untuk tafsir, bukan ‘hermeneusis’. Karya St. Jerome, misalnya, diberi judul “De optimo genere interpretandi” (Tentang Bentuk Penafsiran yang Terbaik), sementara Isidore dari Pelusium menulis “De interpretatione divinae scripturae” (Tentang Penafsiran Kitab Suci). Adapun pembakuan istilah ‘hermeneutics’ sebagai suatu ilmu, metode dan teknik memahami suatu pesan atau teks, baru terjadi kemudian, pada sekitar abad ke-18 Masehi. Dalam pengertian modern ini, ‘hermeneutics’ biasanya dikontraskan dengan ‘exegesis’, sebagaimana ‘ilmu tafsir’ dibedakan dengan ‘tafsir’. Adalah Schleiermacher, seorang teolog asal Jerman, yang konon pertama kali memperluas wilayah hermeneutika dari sebatas teknik penafsiran kitab suci (Biblical Hermeneutics) menjadi ‘hermeneutika umum’ (General Hermeneutics) yang mengkaji kondisi-kondisi apa saja yang memungkinkan terwujudnya pemahaman atau penafsiran yang betul terhadap suatu teks. Schleiermacher bukan hanya meneruskan usaha Semler dan Ernesti untuk “membebaskan tafsir dari dogma”, ia bahkan melakukan desakralisasi teks. Dalam perspektif hermeneutika umum, “semua teks diperlakukan sama,” tidak ada yang perlu di-istimewakan, apakah itu kitab suci (Bible) ataupun teks karya manusia biasa. Kemudian datang Dilthey yang menekankan ‘historisitas teks’ dan pentingnya ‘kesadaran sejarah’ (Geschichtliches Bewusstsein). Seorang pembaca teks, menurut Dilthey, harus bersikap kritis terhadap teks dan konteks sejarahnya, meskipun pada saat yang sama dituntut untuk berusaha melompati ‘jarak sejarah’ antara masa-lalu teks dan dirinya. Pemahaman kita akan suatu teks ditentukan oleh kemampuan kita ‘mengalami kembali’ (Nacherleben) dan menghayati isi teks tersebut. Di awal abad ke-20, hermeneutika menjadi sangat filosofis. Interpretasi merupakan interaksi keberadaan kita dengan wahana sang Wujud (Sein) yang memanifestasikan dirinya melalui bahasa, ungkap Heidegger. Yang tak terelakkan dalam interaksi tersebut adalah terjadinya ‘hermeneutic circle’, semacam lingkaran setan atau proses tak berujung-pangkal antara teks, praduga-praduga, interpretasi, dan peninjauan kembali (revisi). Demikian pula rumusan Gadamer, yang membayangkan interaksi pembaca dengan teks sebagai sebuah dialog atau dialektika soal-jawab, dimana cakrawala kedua-belah pihak melebur jadi satu (Horizontverschmelzung), hingga terjadi kesepakatan dan kesepahaman. Interaksi tersebut tidak boleh berhenti, tegas Gadamer. Setiap jawaban adalah relatif dan tentatif kebenarannya, senantiasa boleh dikritik dan ditolak. Habermas pergi lebih jauh. Baginya, hermeneutika bertujuan membongkar motif-motif tersembunyi (hidden interests) yang melatarbelakangi lahirnya sebuah teks. Sebagai kritik ideologi, hermeneutika harus bisa mengungkapkan pelbagai manipulasi, dominasi, dan propaganda dibalik bahasa sebuah teks, segala yang mungkin telah mendistorsi pesan atau makna secara sistematis. Asumsi dan Implikasinya Dengan latarbelakang seperti itu, hermeneutika jelas tidak bebas-nilai. Ia mengandung sejumlah asumsi dan konsekuensi. Pertama, hermeneutika menganggap semua teks adalah sama, semuanya merupakan karya manusia. Asumsi ini lahir dari kekecewaan mereka terhadap Bible. Teks yang semula dianggap suci itu belakangan diragukan keasliannya. Campur-tangan manusia dalam Perjanjian Lama (Torah) dan Perjanjian Baru (Gospels) ternyata didapati jauh lebih banyak ketimbang apa yang sebenarnya diwahyukan Allah kepada Nabi Musa dan Nabi Isa as. Bila diterapkan pada al-Qur’an, hermeneutika otomatis akan menolak status al-Qur‘an sebagai Kalamullah, mempertanyakan otentisitasnya, dan menggugat ke-mutawatir-an mushaf Usmani. Kedua, hermeneutika menganggap setiap teks sebagai ‘produk sejarah’---sebuah asumsi yang sangat tepat dalam kasus Bible, mengingat sejarahnya yang amat problematik. Hal ini tidak berlaku untuk al-Qur’an, yang kebenarannya melintasi batas-batas ruang dan waktu (trans-historical) dan pesan-pesannya ditujukan kepada seluruh umat manusia (hudan li-n naas). Ketiga, praktisi hermeneutika dituntut untuk bersikap skeptis, selalu meragukan kebenaran dari manapun datangnya, dan terus terperangkap dalam apa yang disebut sebagai ‘lingkaran hermeneutis’, dimana makna senantiasa berubah. Sikap semacam ini hanya sesuai untuk Bibel, yang telah mengalami gonta-ganti bahasa (dari Hebrew dan Syriac ke Greek, lalu Latin) dan memuat banyak perubahan serta kesalahan redaksi (textual corruption and scribal errors). Tetapi tidak untuk al-Qur’an yang jelas kesahihan proses transmisinya dari zaman ke zaman. Keempat, hermeneutika menghendaki pelakunya untuk menganut relativisme epistemologis. Tidak ada tafsir yang mutlak benar, semuanya relatif. Yang benar menurut seseorang, boleh jadi salah menurut orang lain. Kebenaran terikat dan bergantung pada konteks (zaman dan tempat) tertentu. Selain mengaburkan dan menolak kebenaran, faham ini juga akan melahirkan mufassir-mufassir palsu dan pemikir-pemikir yang tidak terkendali (liar). Dampak penggunaan metode hermeneutika terhadap pemikiran Islam sudah sangat mencolok di Indonesia. Misalnya, pemikiran tentang kebenaran satu agama, serta tidak boleh adanya truth claim (klaim kebenaran) dari satu agama tertentu. Paham ini disebarkan secara meluas. Pada 1 Maret 2004 lalu, dalam sebuah seminar di Universitas Muhammadiyah Surakarta, seorang profesor juga mengajukan gagasan tentang tidak bolehnya kaum Muslim melakukan truth claim. Sebab, hanya Allah yang tahu kebenaran. Pada tataran fiqih, semakin gencar disebarkan pemahaman yang mendekonstruksi hukum-hukum fiqih Islam, yang qath’iy, seperti kewajiban jilbab, haramnya muslimah menikah dengan laki-laki non-Muslim, dan sebagainya.Maka bersiap-siaplah sahabatku semuanya kita sambut para juhala dan ruwaibidhoh ummat ini merusak Islam dari dalam, bersiaplah wahai kalian kaum muslimin berjihad ilmiah melawan mereka."Maka jangan kamu taati orang-orang kafir, dan berjihadlah melawan mereka menggunakan Al-Quran dengan jihad yang besar"(QS al furqon: 52)

Fa Aina Tadzhabun Ya Ikhwah (Anda Mau Kemana Wahai Saudaraku?)

Fa Aina Tadzhabun Ya Ikhwah (Anda Mau Kemana Wahai Saudaraku?)

Sesungguhnya segala puji bagi Allah, kita meminta pertolongan dan ampunan kepadaNya. Dan kita berlindung kepadaNya dari kejahatan diri-diri kita dan dari keburukan amalan-amalan kita.Barang siapa diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada seorangpun yang bisa meyesatkannya. Dan barang siapa disesatkan oleh Allah maka tidak ada seorang pun yang bisa memberinya petunjuk. Aku bersaksi seseungguhnya tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah saja,tidak ada sekutu bagi Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya." Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan paling baik penjelasannya" (QS Al Furqan: 33) Ironi DemokrasiDemokrasi Modern menurut definisi aslinya adalah bentuk pemerintahan yang didalamnya banyak keputusan pemerintah atau dibelakang kebijakan yang menimbulkan keputusan itu lahir dari suara terbanyak yakin dari mayoritas di pemerintahan atau di belakang kebijakan yang menimbulkan keputusan itu lahir dari suara terbanyak, yakni dari mayoritas di pemerintahan (consent of a majority of adult governed).Demokrasi sebagai proses politik dapat memuat muatan-muatan lokal sesuai area yang melingkarinya(seperti pengalaman politik dan definisi orang-orang yang duduk dalam pemerintahan). Karena itu, tidak pernah ada sistem demokrasi ideal yang pernah wujud. Disamping itu, karena banyaknya area yang mempengaruhi dan melingkupinya, maka dalam ilmu politik seringkali sulit membedakan antara pemerintahan demokrasi dan pemerintahan tirani.Apa yang dimaksud dengan suara terbanyak? ahli-ahli politik mengajukan beberapa syarat. diantaranya tidak tampak adanya pemaksaan atau ancaman untuk menggolkan suatu opini tertentu, tidak ada pembatasan kebebasan berbicara, tidak terdapat monopoli propaganda dan tidak ada control institutional terhadap fasilitas-fasilitas komunikasi massa.Pada kenyataannya definisi dari pemaksaan, ancaman, pembatasan, monopoli, propaganda dan control institusional tidak pernah diterjemahkan kecuali oleh pemerintah apapun namanya. Karena itu, Aristoteles menyebut pemberlakuan demokrasi sebagai suatu kemerosotan. Alasannya ketidakmungkinan orang banyak untuk memerintah yang kecil jumlahnya.Bahkan Plato seorang pemikir yang diagung-agungkan barat juga melancarakan kritik terhadap demokrasi. Katanya kebanyakan orangadalah bodoh atau jahat atau kedua-duanya dan cenderung berpihak kepada diri sendiri. Jika orang banyak ini dituruti, maka muncullah kekuasaan yang bertumpu pada ketiranian dan terror. Karena itu pula diyakini hanya segelintir orang yang diuntungkan dari sistem pemerintahan yang demokratis ini.George Santayana, penyanjung berat Plato menyerukan "Give divine right to rule"(berikan Tuhan hak untuk memerintah) Bahkan Winston churchil mengeluarkan deklarasi yang bunyinya " demokrasi is worst possible form of government"(demokrasi adalah kemungkinan terburuk dari bentuk pemerintahan).Chandra Muzzafar, direktur Just World Trust (LSM di penang Malaysia) dalam buku Hak-hak asasi manusia dalam tata dunia baru memandang ide-ide demokratis sebagai berasal dari dunia barat dan terkesan kolonis. ia menulis, Usaha mencolok untuk melanggengkan kepentingan-kepentingan ideologis dan ekonomi (barat) yang sempit dengan disamarkan kata-katamanis seputar kebebasan dan demokrasi.Di zaman Yunani kuno dimana demokrasi itu berasal tokoh seperti Solon, Chleisthenes dan Demosthenes berpandangan bahwa konsep demokrasi adalah sistem politik terbaik.Namun ironis, periode demokratis dalam sejarah yunani tercatat hanya sebagai kasus-kasus istimewa. Politik Yunani di masa beberapa abad sebelum masehi justru didominasi periode kediktatoran tirani danoligarki, Benih demokrasi malah hancur ketika Negara Sparta yang otoriter mengalahkan Athena dalam perang ploponesia (Amien Rais, Demokrasidengan proses politik LP3ES, 1986).Hal diatas membuat Plato dan Aristoteles dua tokoh kritisi tentang demokrasi yang sulit dibantah berpandangan lain berdasarkan pengamatan mereka atas praktek demokrasi di Athena, maka demokrasi justru merupakan sistem yang berbahaya dan tidak praktis. Bahkan Aristoteles menambahkan, Pemerintahan yang didasarkan pada pilihan orang banyak dapat mudah dipengaruhi oleh para demagog dan akhirnya akan merosot jadikediktatoran. demokrasi akan mudah meluncur ke arah tirani.Amerika serikat pun yang membangga-banggakan diri sebagai Negara paling demokratis di dunia dan pejuang HAM yang hebat ternyata menyimpan borok demokrasi itu sendiri.Paul Findley senator AS lewat bukunya "Mereka Yang Berani Bicara dan Diplomasi Munafik Ala Yahudi", membongkar dominasi lobby Yahudi (AIPAC) dalam tubuh Kongres AS. Tidak seorang pun calon presiden AS yang bisa duduk di kursi kepresidenan tanpa direstui oleh lobi Yahudi tersebut, tegasnya.Data diatas selain menarik juga bagus untuk dibandingkan dengan Negara-negara yang selama ini mengklaim sebagai pewaris dan pelaksana demokrasi,Di Amerika masa pemilihan presiden sering dibanggakansebagai praktek demokrasi paling nyata debat antar kandidiat saling serang propaganda(fitnah) hingga pengungkapan aib-aib pribadi(ghibah) takhanya menjadi bumbu bagi pesta demokrasi namun telah menjadi bagian inti dari sandiwara demokrasi itu sendiri yang menjadi sekadar hiburan yang menina bobokan masyarakat Amerika.Di setiap tempat nama demokrasi semakin popular dengan macam-macam embel-embel demokrasi barat(kapitalis), demokrasi proletar(komunis), demokrasi pancasila(bebas bertanggung jawab) sampai latah orang Islam pun mengikuti orang kafir mengembel-embeli demokrasi dengan nama teo demokrasi(demokrasi Islam).Bahkan tak jarang kata demokrasi dicomot begitu saja untuk mengesankan rakyat bahwa pemerintah yang sedang berjalan adil dan bijaksana. Revolusi Prancis merupakan salah satu pelajaran diperkudanya katademokrasi bagi kepentingan segelintir orang.Banyak rakyat miskin di Prancis kala itu mendukung revolusi tersebut dikarenakan terkagum-kagum pada semboyan" Liberte, Egalite, Franite' Mereka berharap setelah usai revolusi, kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan akan tercipta di antara mereka semua. " Prancis akan menjadi pelopor bagi kehidupan Negara paling demokratis" demikian kira-kiraharapan mereka.Namun sejarah membuktikan angan-angan tersebut tak pernah terjadi. Rakyat miskin terlalu naïf untk bisa memahami bahwa kemerdekaan "Liberte" yang dimaksud adalah kemerdekaan kaum borjuis untuk berdagang bebas. Tentu saja bebas memonopoli pasar dan daerah pemasaran bebas bersaing dengan pengusaha kecil dan kesemuanya yang ada pada akhirnya hanya akan menggulung habis semua potensi pengusaha lemah.Sedang persamaannya "Elagite"yang dimaksud adalah persamaannya kaum borjuis dalam kedudukannya dengan ancient regime dulu itu. Dan persaudaraan "Fraternite" yang terdengar luhur itu sesungguhnya hanyalah persaudaraan antar kaum borjuis yang satu dengan yang lainnya yang tidak dibatasi sekat geografis.sebab itu revolusi prancis sesungguhnya hanyalah revolusi kaum borjuis(bangsawan) bukan revolusi bagi keseluruhan bangsa demi demokrasi. Kehidupan rakyat kecil sebelum dan setelah revolusi tidak mengalami perubahan yang berarti bagai jalan di tempat.Telaah tajam diberikan oleh Abul A'la Al Maududi seperti yang dinukil Amien Rais dalam pengantar buku Khilafah dan kerajaan. Bagi Maududi demokrasi yang sering dianggap sebagai sistem politik paling modern gagal menciptakan keadilan sosio ekonomi dan juga keadilan hukum. Jurang lapisan kaya dan miskin, hak-hak politik rakyat yang terbatas pada formalitas empat atau lima tahunan hanya "siapapun yang sedikitmendalami memang akan menyadari bahwa yang sering berlaku adalah hukum besi oligarki dimana sekelompok penguasa saling bekerja sama untuk menentukan kebijakan politik sosial dan ekonomi Negara tanpa harus menanyakan bagaimana sesungguhnya aspirasi rakyat sebenarnya".Dan cacat demokrasi yang paling fatal adalah terdapat pada landasan konsepsinya sendiri.Prinsip kedaulatan ditangan rakyat yang diwujudkan dalam suara terbanyak. Prinsip mayoritas ini amat rentan tatkala penguasa atau sekelompok orang dapat merekayasa masyarakat melalui propaganda, money politik, tindak persuasif hingga refresif agar mendukungnya. dengan propaganda terus menerus rakyat dapat menganggap surga adalahneraka, dan neraka adalah surga, benar jadi salah, salah jadi benar, begitu seterusnya seperti yang ditunjukkan Adolf Hitler dalam "Mein Kampf".Sisi lain yang perlu dicatat bahwa rakyat sendiri adalah individu yang tak lepas dari tarikan hawa nafsu dan godaan setan. Timbangan baik buruk yang diserahkan pada rakyat adalah sebuah kekacau balauan.dalam kasus The Prohobition Law of America, mula-mula rakyat Amerika secara rasional dan logis berpendapat bahwa minuman keras tidak hanya berdampak negative bagi kemampuan mental dan intelektual manusia serta mendorong timbulnya kekacauan masyarakat. Hukum ini disetujui suara mayoritas. Namun ketika hukum ini mulai diberlakukan rakyat yangterlanjur mencandu tak dapat melepaskan ketergantungan itu akhirnya undang-undang itu dicabut oleh rakyat sendiri.UNESCO sendiri pernah menarik kesimpulan bahwa ide demokrasi itu bersifat ambigious(mendua, tak menentu) Maka tak heran jika seluruhpemimpin Negara ramai-ramai menyatakan we are all democrats (kami semua adalah democrat) meski kenyataannya berbeda-beda, bahkan dalam Encyclopedia Americana, Uni Soviet (sebelum bubar) Cina dan Kuba yang nyata-nyata komunis pun menyebut pemerintahannya sebagai pemerintahan demokrasi.Francis fukuyama akhirnya menulis dalam bukunya The End of History (1989) " sejarah dunia telah berakhir dengan kemenangan di pihak demokrasi",benarkah?. DR Adnan Ali Ridho An Nahwi dalam buku asy syura La ad dimuqratiyah (syura bukan demokrasi) berpendapat bahwa demokrasi hanyalah sarana musuh Islam untuk menghacurkan ummat Islam, Demokrasi Perancis di Aljazair, demokrasi Inggris di Mesir, Palestina, India dan demokrasi Amerika di Lebanon dan Turki justru menghembuskan kehinaan bagi rakyat dan bangsa muslim.Beberapa fakta modern jelas-jelas menunjukkan Barat tidak pernah memberi tempat bagi kaum muslimin untuk memenangkan demokrasi di banyak tempat dari mulai Mesir dengan Ikhwanul Musliminnya, Aljazair denganFIS nya sampai Turki dengan Refahnya karena menurut barat ada ketidakselarasan antara demokrasi dengan Islam. " Barangsiapa dari kalian yang hidup (setelah masaku), akan banyak melihat perselisihan yang banyak, maka kalian wajib berpegang-teguhdengan sunnahku dan snnah para khulafaurasyidin, gigitlah dengan kuat dan jauhilah perkara-perkara baru"(HR Abu Dawud)Manhaj Perjuangan IslamHari-hari ini kita saksikan kaum muslimin di berbagai negeri menghadapi suatu fenomena yang menyakitkan, tuduhan teroris, terbelakang dan berbagai tuduhan lainnya seakan tidak habis menerpa kaum muslimin dan tentunya Islam secara lebih khusus. Di tengah badai fitnah yang besar tersebut kaum muslimin berusaha untuk bangkit untuk menegakkan syariatIslam di muka bumi ini namun sayangnya kebangkitan Islam telah muncul diatas dua manhaj 1. manhaj yang memulai dakwahnya dengan menancapkan kepada aqidah yang benar dengan sunnah yang shahih serta berusaha mengamalkannya, dan berangkat dari situ berusaha menelorkan ide-ide politik yang sejalandengan sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam2. manhaj yang memulai dengan memunculkan ide-ide politik dan undang-undang sementara masalah aqidah dikebelakangkan. Dan akhirnyamereka jatuh dalam tindakan-tindakan yang salah dan menyimpang.Sesungguhnya mayoritas perdebatan sengit yang dicatat dalam sejarah Islam sebabnya adalah perbedaan faham mengenai manhaj Islami. Sementara pertempuran sengit di negeri-negeri barat dipicu oleh pemimpin-pemimpin yang berkuasa hingga meletusnya revolusi perancis pada 1793 M. kemudian meluas menjadi peperangan antara bangsa hingga pecahlah perang dunia 1 kemudian beralih menjadi perang ideologi antara komunisme, Marxisme, fasisme, demokratisme dan liberalisme, dan akhirnya setelah berakhirnya perang dingin dengan runtuhnya uni soviet, terjadilah asimilasi budaya di bawah naungan Negara-negara barat. Para pemikir-pemikir barat mulai menyuarakan melalui mimbar-mimbar ilmiah meraka, bahwasanya peperangan budaya dan ideologi( ghazwul fikri ) telah dimulai konsep pemikiran liberalisme international dengan demokrasinya telah memasuki erapeperangan yang dashyat melawan pemikiran-pemikiran Islami dalam usahanya menguasai dunia. Dunia Islam telah memasuki era yang sangat berbahaya dan menentukan yaitu penghancuran identitas diri di Negara-negara kaummuslimin yang merupakan bukti gagalnya seluruh eksperimen terutama di Negara-negara arab terdahulu yang telah terlepas dari keIslamannya. Lalu mengambil pemikiran-pemikiran yang bersifat eksperimen dan spekulatifserta tidak sesuai dengan sejarah kebangkitan Islam dan diennul Islam itu sendiri. Sayangnya sebagian besar kaum muslimin yang insya Allah mempunyai niat yang mulia untuk menegakkan Islam justru malah mengikuti pola dan cara yang disusupkan oleh Barat dan Yahudi (protocol of zion) dalam memperjuangkan Islam atau mungkin mereka belum juga sadar dan mau kembali merujuk kepada cara manhaj Islam yang benar dalam memperjuangkan dienini. Maka sungguh benarlah sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam : Sungguh kalian akan mengikuti jejak umat-umat sebelum kalian ( yahudi dan nasrani ) sejengkal demi sejengkal, sehingga kalau mereka masuk ke lubang biawak, niscaya kalian pun akan ikut masuk ke dalamnya * (HR Bukhari dan Muslim)Maka perhatikanlah kaum muslimin hari ini dalam politik mereka sibuk dengan demokrasinya, dalam ekonomi mereka enjoy dengan bunga dan sistem ribawi lainnya dalam budaya mereka meniru kebudayaan-kebudayaan nenek moyang mereka dalam perilaku mereka meniru orang-orang barat, sungguh sebuah musibah besar bagi dienul Islam. Sayangnya hal ini tidak disadari oleh kebanyakan kaum muslimin dan sayangnya lagi sebagian kaum muslimin yang diharapkan dapat menyongsong shahwah Islamiyah justru mengambil dienul Islam ini secara parsial dan meninggalkan sebagian yang lain.Permasalahan demokrasi akan semakin jelas jika kita mengetahui maknanya kita tidak akan merujuk kepada Lisanul arab dan juga Ash shahihah untuk membahasnya karena si empunya rumah lebih faham tentang isi rumahnya. Demokrasi berasal dari asal kata demo yang bermakna rakyat sedangkan lafal kedua adalah kratia yang artinya aturan hukum atau kekuasaan yang apabila digabung maka menjadi kekuasaan rakyat dan untuk rakyat ( As Syuura Laa Ad Dimuqratiyah, hal 34 ). Dalam kamus para pemuja demokrasi, yaitu kams Collins cetakan London tahun 1979 disebutkan bahwa makna demokrasi adalah hukum dengan perantara rakyat atau yang mewakilinya ( Ad demokratiyyah wa Mauqifil Islami Minha) merupakan salah satu sistem liberal yang memisahkan antara agama dengan politik hal ini sangat bertentangan dengan Al Qur an Karena di dalam syariat Islam hukumhanya milik Allah dan rakyat tidak mempunyai hukum dan tidak juga mewakilinya, Allah ta ala berfirman :* Hukum itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia *(Qs Yusuf : 40)* Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah * (Qs Al Maidah : 49)Allah Ta ala telah menjelaskan dalam dua ayat ini bahwa hukum tidak menjadi milik rakyat dan juga wakilnya di parlemen. Dan Allah memerintahkan Rasul nya untuk memutuskan perkara dengan apa yang Allahturunkan berupa syariat maka bagaimana mungkin demokrasi disebut siyasah syar iah bahkan menyamakan demokrasi dengan syura dalam Islam padahal pada dasarnya demokrasi bertentangan dengan syariat IslamJelas sekali perbedaan demokrasi dengan syura dalam Islam dengan perbedaan-perbedaan yang mendasar laksana langit dan bumi antara lainSyura adalah aturan Ilahi sedangkan demokrasi merupakan aturan orang-orang kafir Syura dipandang sebagai bagian dari agama, sedangkan demokrasi adalah aturan sendiri Di dalam syura ada orang-orang berakal yaitu ahlul halli wal aqdi (yang berhak bermusyawarah) dari kalangan ulama ahli fikih dan orang-orang yang mempunyai kemapuan spesialisasi dan pengetahuan merekalah yang mempunyai kapabilitas menentukan hukum yang disodorkan kepada merekadengan syariat Islam, sedangkan demokrasi meliputi orang-orang yang didalamnya dari seluruh rakyat sampai yang bodoh dan pander bahkan kafir sekalipun Dalam demokrasi semua orang sama posisinya orang alim dan bertakwa pun sama dengan pelacur orang shalih sama dengan orang bejat dll, sedangkan dalam syura maka semuanya diposisikan secara proporsional Allah berfirman :*Maka apakah patut Kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir) Mengapa kamu (berbuat demikian) bagaimanakah kamu mengambil keputusan?* (Qs Al Qalam :35-36) Yang lebih parah lagi demokrasi melecehkan hukum Allah dengan masih membahas permasalahan yang sudah jelas hukumnya karena dalam demokrasi bukan mengacu pada Al Qur an dan sunnah shahihah tapi kepada suara terbanyak padahal kebenaran tidak diukur dengan jumlah banyaknyaorang. Tapi kesesuaian dengan Al Qur an dan sunnah. Maka jelaslah demokrasi memang merupakan syariat orang-orang kafir tapi masih saja sebagian dari kita mau menjadi pejuang-pejuang demokrasi bahkan yang lebih parahnya lagi dengan mengatasnamakan perjuangan Islam naudzubillah min dzalik, nas allullaha salam wal afiyah padahal jelas dalam hadist bahkan dalam perilaku sehari-hari saja kita diperintahkan untuk menyelisihi orang kafir Dari Abu Hurairah ia berkata bahwa Rasullullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda * Potonglah kumis kalian dan biarkanlah jenggot kalian berbedalah kalian dari golongan majusi ( kafir)* (HR Muslim) Bahkan lebih tegas lagi sabda beliau yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar * Barang siapa meniru suatu kaum, maka dia adalah bagian dari mereka * (HR Bukhari dan Muslim) Sayangnya ayat Al Qur an dan hadist shahih yang dibawakan oleh para ulama ini diabaikan oleh sebagian besar aktivis Islam yang kenyataannya justru mereka masih hijau sekali dalam ilmu dien ini dengan anggapan bahwa para ulama itu tidak faham dan mengerti masalah politik bahkanmereka berani mencela para ulama salaf dengan tuduhan ulama fiqih (celana dalam wanita) dan sebagian yang lain bahkan menuduh dakwah para ulamasalaf sebagai antek-antek zionis (baca: Majalah Suara Hidayatullah) "Mencela orang muslim adalah kefasikan membunuhnya adalah kekufuran" ( Muttafaqun'alaih) apalagi mencela para ulama yang jelas-jelas pewaris para nabi. naudzubillah min dzalik,selanjutnya menganggap ulama tidak mengerti keadaan yang mereka istilahkan fiqhul waqi dan menggangap orang yang menasihati adalahpendengki yang tidak memperjuangkan Islam. "Beginilah kamu, kamu sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka (kebatilan) dalam kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah untuk (membela) mereka pada hari kiamat? atau siapakah yang jadi pelindung mereka (terhadap siksa Allah) ( QS An Nissa : 109).sungguh sebuah musibah yang amat besar sekali karena ummat ini dijauhkan dari ilmu dan para ulamanya. Sebagian yang lain menganggaphal ini masalah perbedaan ijtihad saja padahal jelas ijtihad pun dilakukan dengan dasar Al Qur an dan sunnah shahihah bukan dengan akal dan perasaan saja atau hanya karena pertimbangan keduniaan.* Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah Al Qur an dan Rasul (sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir. Yang demikian itulebih utama dan lebih baik akibatnya * (Qs An Nisaa : 59) atau mereka berkata "kami masuk ke dalam demokrasi karena darurat". Darurat berasal dari kata ad dharar yang berarti bahaya. adapun secara istilah berkata az Zarkasi " Darurat adalah samapainya kepada batasan, jika tidak menunaikan yang terlarang "niscaya akan binasa".istilah ini banyak dijumpai dalam ilmu fiqh. adapun dalil dari Al qur an tentang hal ini" …Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Penyayang" (QS Al Maidah:3) Allah telah menjelaskan syariatNya atas dasar kemudahan, Namun pertanyaannya apakah kita akan mati atau binasa jika kita tidak memakai demokrasi sebagai Hukum? Malah kenyataannya di Mesir di akhir pemerintahan Anwar Sadat puluhan ribu Muslim dipenjarakan, begitu juga di Sudan tatkala Numeri menangkapi para aktivis Islam. padahal di parlemen Mesir dan Sudan banyak terdapat wakil rakyat dari kaum Muslimin, Mereka tidak mampu berbuat sesuatu pun? Sepakat para ulama tentang haramnya demokrasi dengan dalil-dalil yang tegas dan sharih, mengenai kewajiban menyelisih orang kafir dalam sistem hidup mereka. Ingatlah wahai saudaraku, Islam akan tegak dengan manhaj Islam bukan dengan cara-cara kafir dan Islam akan tegak diatas landasan yang benar aqidah yang kuat bukan aqidah campur aduk metodologi campur aduk takutlah kalian akan ayat Allah * Hai orang-orang beriman masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya dan jangan kamu turut langkah-langkah syetan,sesungghnya syetan itu musuh yang nyata bagimu * ( Qs Al Baqarah : 208 )Bukankah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memulai dakwahnya dengan tauhid dan mendidik ummat dan masyarakat dengan sunnah, bahkan beliau menolak ketika ditawarkan menjadi raja oleh kaum musyrikin.Maka bisakah syariat ditegakkan sementara masyarakat dalam keadaan tidak siap untuk menerimanya?ingatlah kalian dengan kisah Hiraqlius raja Roma ketika disampaikan risalah Islam kepadanya."Wahai sekalian rakyat Roma, apakah kalian ingin keadaan bahagia dan teratur, serta kearjaan kalian stabil? Baiatlah Nabi ini. Maka rakyatnya pun lari dengan sangat kencang, namun pintu-pintu telah tertutup. Lalu hiraqlius memanggil lagi dan mengatakan Saya melakukan hal itu hanya untuk mengetahui kekokohan kalian terhadap agama kalian, Maka rakyatnya pun sujud kepadanya"(HR Bukhari dan Muslim) Lihatlah meskipun Heraqlius seorang raja yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan ia tidak mampu memaksa rakyatnya untuk masuk Islam, begitu pula raja Najasyi (seorang Raja Kristen di Habasyah) yang masuk Islam. selanjutnya, pertanyaannya apakah beliau memperjuangkan Islam dengan demokrasi menghadapi orang-orang musyrik? apakah beliau berdemokrasi dengan bermajelis bersama mereka memperbincangkan lagi hal-hal yang sudah jelas dalam syariat memperbincangkan lagi hukum-hukum Allah yang telah tegas atau bahkan memperbincangkan lagi masalah aqidah?. Selanjutnya apakah ada sejengkal tanah di dunia ini yang menegakkan hukum-hukum Allah berhasil dengan cara berdemokrasi?, jawablah hal ini wahai saudaraku. Pengalaman-pengalaman pahit di Mesir, Turki bahkan Aljazair bagaimana kemenangan yang telah lebih dari 90 % itu tak berarti apa-apa. Seharusnya hal ini menjadi pelajaran yang jelas dan terang bahwa barokah dan ridho Allah tidak dapat dicapai dengan perjuangan memakai sistem kafir ini. Fa aina tadzhabun ya ikhwah..* Belumkah saatnya bagi orang-orang beriman untuk hati mereka tunduk pada peringatan Allah dan kebenaran yang Allah telah turunkan kepada mereka dan janganlah mereka menjadi seperti golongan ahli kitabsebelumnya. Lalu mereka diberi masa yang panjang kemudian hati mereka menjadi keras dan sebagian dari mereka fasiq * (Qs Al Haddid 16) Semoga Allah merahmati kita semua dan mempersatukan hati kita diatas aqidah yang benar. Karena hanya Allah lah yang dapat mempersatukan hati dan hanya dengan tauhidlah hati-hati ini dapat bersatu dalam kebenaran. Janganlah kau hitung kebenaran dari banyaknya jumlah namun kenalillah kebenaran itu sendiri (Al Qur an dan sunnah shahihah dengan pemahaman para sahabat) maka engkau akan mengetahui siapakah orangnya. Wallahu A lam bissowab.
<>Sumber : -Mukhtarat Iqtidha Ash Shiratal Mustaqim,Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah-Raf ul Litsaam An Mukhaalafatil Qardhaawii Lil syarii atil Islam,Syeikh Ahmad Manshur Al Uda ini-Muraja at fi Fiqhil Waqi As Siyasi wal fikri ala Dhauil kitabi was Sunnah,Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Shalih Fauzan, Syaikh Shalih As Sadlan-Majalah Ishlah edisi 63 tahun 1996-As Syuura Laa Ad DimuqratiyahDR Adnan Ali Ridho An Nahwi

Kejahatan Imprealisme Liberal Terhadap Sejarah Islam

Oleh : Abu Hanan Sabil Arrasyad

Negara-negara barat yang mendewakan demokrasi dan HAM menyerang Islam dari dua arah dari fisik dan pemikiran, bentuk-bentuk penjajahan pemikiran atau imprealisme itu terus merambah setiap aspek kehidupan orang Islam salah satunya adalah aspek sejarah ummat Islam mereka sebarkan sejarah yang merusak pemikiran kaum muslimin dari mulai sejarah kenabian sampai ke sejarah politik ummat Islam. Setelah cukup membawa dan mencoba memahami literature sejarah baik yang politik maupun yang bersifat keilmuan dalam Islam kita akan menemukan sejarah rangkaian panjang makar syetan yang berlabel imprealisme liberal dalam mencengkram kaum muslimin. Di Indonesia kita saksikan pengaburan sejarah besar-besaran perjuangan jihad para pejuang kita seperti Imam Bonjol dan kaum paderi, Pangeran Diponegoro, dll yang dikaburkan dengan memerangi bangsa sendiri atau berperang atas dasar kesukuan yang hanya membela tanah moyang leluhurnya, bukan atas dasar iman dan aqidah. Hingga mereka mengangkat bahwa nasionalismelah yang membuat Indonesia merdeka.Padahal jelas Indonesia merdeka karena perjuangan jihad menegakkan Tauhid melawan Imprealisme penjajahan. 1945 Hirosima dan Nagasaki di bom atom oleh sekutu beberapa saat kemudian Indonesia merdeka, karena bambu runcing atau nasionalismekah? Atau seperti yang ditulis jelas gamblang diakui oleh seluruh rakyat Indonesia dalam pembukaan UUD nya “ Atas berkat rahmat ALLAH”.pengakuan iman besar-besaran rakyat Indonesia timbul dari rasa kesyukuran yang mendalam.Terlebih lagi secara global sejarah Islam dikaburkan oleh imprealisme liberal barat. Sebagian orang yang membaca sejarah Islam akan menyangka eksistensi Islam telah berakhir dengan berakhirnya Daulah Abbasiyah maupun Ustmaniyah.Cara-cara orientalis merusak Islam dengan metode ini terbukti cukup ampuh. Bahkan melahirkan anak-anak cucu dan antek-antek mereka hingga sekarang yang berlabel Jaringan Islam Liberal di Indonesia dan tokoh-tokoh Liberal lainnya di Negara-negara Islam bahkan para pengagum demokrasi dan para pendegung HAM ini bukan saja merusak sejarah namun merusak Islam secara keseluruhannya baik aqidah, ibadah dan muamalah.Kembali ke sejarah hasilnya terlihat jelas begitu banyak sejarah Islam yang diungkap dengan metode-metode mereka. Diperlihatkan pertentangan politik dan lainnya dibenturkan sehingga setiap ummat Islam yang membaca akan kehilangan ruh keIslamannya yang murni dari kejayaan sejarah Islam itu sendiri yang mulia oleh tiga generasi awal dalam Islam. Seakan-akan kita diajak melihat kekacauan tokoh-tokoh politik kaum muslimin yang berperang satu sama lainnya dan itulah distigmakan representasi ajaran Islam. Ditambah lagi kaum munafikin dalam tubuh ummat Islam yang merongrong setiap saat aliran-aliran sempalan (ahlul bid’ah) menjadi antek-antek ampuh bagi mereka merusak Islam dari dalam.Kita tentu tidak dapat melupakan penghianatan Syiah (Rafidhoh) ketika terjadi penyerangan penghancuran kota Baghdad oleh pasukan Tartar yang dipimpin Hulagu Khan yang menewaskan satu juta ahlussunnah penduduk Baghdad yang ketika itu dipimpin Dinasti Abbasiyah. Hasilnya hari-hari ini generasi muda Islam yang mempelajari sejarah lebih condong mengutarakan kritik-kritik negative terhadap sejarah Islam dan ummatnya ketimbang mendapatkan ibrah dan pelajaran darinya.Berikut ini diantara sebagian fenomena imprealisme liberal merusak sejarah ummat Islam.1. Dalam rangka merusak citra Islam bahkan ruh Islam secara keseluruhan Imprealis barat mengirimkan putra-putranya untuk mempelajari sejarah Islam. Namun dikarenakan mereka mengambil sejarah dari kitab-kitab tarikh asli ummat Islam sebagian mereka malah kagum dan menaruh hormat kepada kaum muslimin. Maka dirubahlah metode itu dengan rekayasa pengkajian dibuatlah sejarah Islam yang kaku dan dipenuhi konflik. Dan mereka susupi pula dengan taktik menukar pemuda-pemuda Islam untuk belajar ke negeri-negeri mereka dibawah bimbingan orientalis busuk di Leiden Belanda ataupun Di Mcgill Kanada pemberian beasiswa besar-besaran kepada mereka yang mau belajar Islam ala orientalis barat, sehingga rekayasa ini berlangsung mulus hingga sekarang.2. Perlakuan Lord Kruemer (penjajah Inggris di negeri Mesir) dikeluhkan oleh kelompoknya sendiri. Menurut mereka Kruemer telah mempersempit ruang gerak mereka dalam rangka penanaman ideologi barat. Lalu Lord Kruemer mengumpulkan mereka dan berkata” apakah anda pikir saya menghambat jalan anda? Sebenarnya anda menggunakan jalur yang salah anda menculik kaum lelaki dan anak-anak kemudian anda kristenkan secara paksa. Tindakan anda menimbulkan reaksi dashyat kaum muslimin, tapi saya bahkan telah membuat kurikulum pendidikan yang mampu mewujudkan keinginan tuan-tuan”.Kurikulum pendidikan yang dibuat Dunlop atas perintah Kruemer, sampai sekarang masih diterapkan di Mesir. Suatu langkah Imprealisasi yang berhasil.3. Atas seruan Zwemmer (seorang orientalis) sejarah Islam dibagi berdasarkan keluarga-keluarga yang berkuasa seperti Bani Umayyah, Abbasiyah, Mamalik, Ustmaniyah dan seterusnya. Jika sejarah dibagi-bagi dalam babak- babak politik maka akan ada batas pemisah dari setiap babak sehingga memutuskan hubungan histories beberapa generasi dan yang terjadi adalah munculnya sejarah penuh konflik dan pertentangan. Padahal sejarah seharusnya ditulis secara keseluruhan baik masa gemilang maupun masa suram atau mundurnya ummat Islam sehingga ummat dapat melihat dari sekian sejarah itu hanya sedikit sekali muncul yang disebut pertentangan politik atau konflik dan bias mengambil ibrah dari sejarah itu hal-hal yang menyebabkan kemunduran Islam dan hal-hal yang memajukan kejayaan Islam.4. T. Ceyler Young dalam bukunya Timur dekat: kebudayaan dan Masyarakatnya menulis “ disetiap Negara kami masuki kami gali tanahnya untuk membongkar peradaban-peradaban sebelum Islam yang gemilang Tujuan kami bukanlah mengembalikan ummat Islam kepada akidah-akidah sebelum Islam tapi cukuplah bagi kami membuat Islam terombang-ambing antara memilih Islam atau peradaban-peradaban lama tersebut”.Maka saksikanlah di nusantara ini generasi kita dicekoki kebanggaan tentang kejayaan Majapahit dan tokohnya Gajah Mada dengan menghimpun nusantara dan disisipkanlah keruntuhannya karena ummat Islam yang direpresentasikan dengan kesultanan-kesultanannya (Demak, Pasai, dll) yang mereka angkat itu untuk mengangkat nasionalisme kebangsaan dan mengubur semangat keIslaman.5. Dunlop seorang pendeta besar Inggris di Mesir membuat adagium sejarah dengan mengutarakan :“Orang-orang Arab masa jahiliyah suak menyembah patung berhala dan menguburkan anak perempuan hidup-hidup, suka minum khamr dan main judi, suka merampok dan suka menodong lalu datang Islam untuk melarang semua itu” maksud yang dikandung dari ungkapan itu adalah bahwa misi Islam telah selesai dan tak ada lagi peran yang dapat dilakukan Islam.Maka mereka lakukan penguburan besar-besaran terhadap ajaran-ajaran Islam baik ibadah, muamalahnya, terlebih aqidahnya.6. Pemaparan sejarah yang salah menyebabkan kaum muslimin khususnya kaum mudanya di seluruh dunia tidak tertarik mencari kalimat yang bias menceritakan tantang hakikat kebatilan komunisme, liberalisme dan lain-lainnya. Banyak orang melupakan hakikat ini, karena tertipu dan dibungkam oleh slogan-slogan demokrasi dan kebebasan berbicara. Sehingga tiap orang bahkan yang kafir dan zindiq pun bebas menulis atau mengarang cerita tentang Islam seperti yang dilakukan Salman Rusdhie dengan Novelnya “satanic verses” dan diredupkanlah makna-makna jihad diindentikkan dengan kekerasan. terorisme dan lainnya padahal jihad bermakna kesungguhan dalam setiap hal baik fisik, iman, maupun ilmu seluruhnya dengan kesiapan. Tipuan kebebasan berbicara inilah yang menjadi senjata mereka dalam demokrasi sehingga setiap yang tidak sefaham dengan mereka disebut fundamentalis dan tidak demokratis. Diseranglah ummat Islam dengan invasi media massa mereka.7. Kaum sejarawan barat selalu mengaitkan sejarah Islam dengan memfokuskan pada suku Quraisy dan ini banyak diikuti kaum muslimin dalam penulisan sejarah. Padahal jahiliyah bukan sikap kaum Quraisy saja namun telah mendunia pada seluruh ummat manusia kalau mereka tidak menerima Islam sebagai ideologi yang menyeluruh dalam aspek kehidupannya. Sehingga ummat Islam digiring dengan mudah menggangap ajaran Islam adalah kebudayaan Arab yang berlaku untuk menghilangkan kebiasaan buruk orang-orang Quraisy.8. Referensi-referensi Barat menguraikan sejarah-sejarah nabi-nabi dalam ruang sempit dan memaparkannya sebagai peristiwa yang melulu regional yang tidak berpengaruh dalam perjalanan sejarah. Sehingga mereka dengan mudah memaparkan bahwa kekuatan Islam adalah kekuatan Timur yang memusuhi Eropa. Dan diantara dua kubu ini sering bertempur sengit dan Eropa kerap kali memenangkan pertarungan ini sehingga tergambar di benak kita peradaban Islam adalah peradaban yang tertindas dan terbelakang selalu kalah oleh Barat dan permusuhan itu berfokus pada budaya bukan karena perbedaan aqidah antara haq dan bathil.Sehingga amat jarang kita temukan diungkap sejarah mengenai bagaimana ummat Islam dalam mengungkap ilmu pengetahuan yang semua itu menjadi dasar-dasar kemajuan ilmu di dunia ataupun diungkap cara beragama generasi awal ummat Islam yang menorehkan sejarah mulia dengan aqidah,muamalah, ibadah dan budaya yang mapan hingga menguasai lebih dari duapertiga dunia pada masa jayanya.Sejarah perusakan Islam dari dalam ini berakar dari permusuhan besar yang diwarisi dari nenek moyang barat orang-orang romawi yang dalam sirah Islam pun digambarkan bagaimana mereka menaruh antek-anteknya untuk membuat masjid dhiror dimasa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam masih hidup ketika akan terjadi pertempuran antara kaum muslimin dan mereka (Romawi) di Tabuk. Maka wajiblah bagi kaum muslimin memerangi pemikiran imprealisme yang menjajah ummat Islam di segala sisi kehidupan, caranya dengan kembali ke manhaj mereka yg sebenarnya manhaj Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya dalam seluruh aspek kehidupan mereka yang mendakwahkan Tauhid dengan tegas diseluruh aspek kehidupan.“ Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali Allah dan janganlah bercerai-berai..(QS Ali Imran 3: 103)Tak ada ukhuwah (persatuan) tanpa iman, tak subur iman tanpa ukhuwah (persatuan).“ Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang beriman) walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak akan dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana”( Al Anfal 8:63).

Kepada Akal ( liberal) dan perasaan ( syiah tassawuf)

Al Qur an adalah kitab Allah yang menunjukkan jalan kepadaNya., bagi yang ingin mengenalNya ia adalah jalan yang dapat menyampaikan kepadaNya. Ia adalah jalanNya yang dapat menyampaikan kepadaNya bagi orang yang menempuhnya. Ia adalah rahmat yang dihadiahkanNya berisi petunjuk untuk kemaslahatan semua mahluk ia adalah tali penghubung antara Dia dengan hamba-hambaNya ketika tali tali penghubung telah putus berantakan Ia adalah pintuNya yang terbesar yang menjadi tempat masuk, tak pernah tertutup ketika pintu-pintu lain telah tertutup. Ia adalah jalan yang lurus dimana pikiran sehat tak akan pernah menyimpang darinya.Ia adalah peringatan bijaksana yang tidak akan pernah dapat diselewengkan oleh hawa nafsu. Ia adalah hidangan mulia dimana para Ulama tak pernah merasa kenyang dengannya, tak pernah habis keajaibannya tak pernah punah fleksibelitasnya, tak pernah sirna tanda-tanda kebesarannya, dan tak pernah kontradiktif petunjuk-petunjuknya. Semakin besar perhatian dan penghayatan orang terhadapnya semakin bertamabah pula petunjuk dan pengetahuannya. Setiap kali airnya mengalir terpancar pula sumber-sumber hikmah darinya. Ia menerangi mata hati dari kebutaan. Ia adalah obat penawar hati. Ia menghidupkan nurani, melezatkan jiwa, melatih ruh, menggiring ruh ke negeri yang lapang dan berseru setiap pago dan petang " wahai orang yang berhak mendapatkan kejayaan, marilah menuju kejayaan dan keberuntungan!" penyeru keimanan menyerukan diatas jalan yang lurus:" hai kaum kami terimalah seruan orang ayng menyeru kepada Allah dan berimanlah kepadaNya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih" ( Al Ahqaf : 31)Demi Allah, kalau AlQur an sampai ke telinga yang tanggap niscaya ia menjadikan telinga itu mendengar, jika merasuk ke hati yang rusak, niscaya akan menyadarkannya dari kerusakan itu hingga bersih. Namun, hati-hati ini telah dikuasai hawa nafsu, hingga memadamkan pelitanya diisi dengan pikiran manusia, hingga membuatnya terkunci mati. Dikotori perbuatan-perbuatan nista hingga hakikat dan kebenaran Al Qur an tidak dapat menembus kesana. ia dijangkati penyakit-penyakit kebodohan hingga tidak punya daya melakukan amal shalih.Sungguh amat mengherankan, bagaimana hati ini diberi makan oleh pikiran-pikiran dan pendapat-pendapat yang tidak dapat menghilangkan rasa lapar? dengan menolak hidangan firman Tuhan pencipta alam semesta dan nash-nash hadist NabiNya yang marfu, bagaimana hati yang terpuruk untuk membedakan antara yang salah dan yang benar, sekalipun Al Qur an dan As sunnah terus memancarkan sinar terangnya"Bagaimana hati yang demikian ini dapat membedakan antara pendapat yang benar dan yang sakit yang diterima dan yang ditolak yang kuat dan yang lemah, sementara ia sendiri mengaku tidak mampu menerima petunjuk dari ilmu dan firman Allah yang tidak pernah disentuh oleh kebatilan dari depan maupun dari belakang firman yang mampu menerangkan kebenaran dengan penjelasan yang amat bagus, sabda Rasul yang telah diberi kalimat-kalimat yang sarat makna, dengan keterangan yang bagus dan indah?Tidak Demi Allah itu adalah fitnah yang membutakan hati dari jalannya yang lurus dan membingungkan akaln fikiran dari sasaran yang ditujunya. fitnah yang membuat anak kecil dan orang besar terninabobokan.Mata rabun mengira bahwa itu adalah tujuan yang hendak dicapai dan diperebutkan orang. Sungguh jauh panggang dari api. dimanakah bintang suha ketika matahari bersinar siang hari? dimanakah letak perbandingan tanah lembab dengan bintang gemini? dimanakah perkataan seseorang yang sudah di maklumi tidak ma'shum dibadingkan dalil naqli yang diakui kebenarannya dan diterima dari orang yang dijamin ma'shum dan terpelihara dai dosa dan kesalahannya? Perkataan manakah yang dapat dan pemikiran yang oleh pencetusnya orang lain dilarang dan diperingatkan bertaqlid padanya ( sedang setiap imam melarang orang taqlid padanya) dibandingkan dengan nash-nash yang diwajibkan bagi setiap hamba untuk menjadikanya petunjuk dan pedoman hidup? manakah mazhab yang apabila tokohnya sudah meninggal dunia maka ia termasuk benda mati, dibandingkan dengan nash-nash yang senantiasa abadi meskipun bumi dan langit punah.Subhanallah! mengapa mereka berpaling dari nash-nash wahyu? mengapa mereka tidak mengambil ilmu dari tempatnya dari gudang perbendaharaannya? apa yang menyebabkan hati mereka tidak begitu hidup dan mata mereka tidak bersinar mereka merasa puas dengan perkataan dan pendapat hasil utak-atik manusia mereka memutuskan perkara diantara mereka hingga tercerai berai sebagian mereka membisikkan kepada yang lain kata-kata yang indah penuh tipu daya kemudia mereka mencampakkan Al qur an dengan tiada mereka hiraukan.Dalam hati mereka ajaran-ajaran dan petunjuk al qur an telah lapuk,sehingga mereka tidak mengenalnya lagi. tempat-tempat dan lembaga-lembaga al qur an telah rapuh disisi mereka tidak kuasa mengibarkan kembali. cahaya bintang gemintangnya telah sirna dari ufuk jiwa mereka sehingga mereka tidak mencintainya. Dan mataharinya telah terttutup gerhana kegelapan pikiran dan keyakinan mereka, sehingga mereka tidak dapat melihat lagi. mereka melucuti nash- nash wahyu dari wilayah keyakinan dan melancarkan serangan-serangan berupa takwil yang batil kepadanya. Karena itu tentara-tentara mereka tak henti-hentinya melakukan serangan gelombang demi gelombang. Nash-nash wahyu itu datang kepada mereka bagaikan tamu yang datang kepada kaum yang keji. Mereka perlakukan tamu itu dengan cara tidak layak. tidak dihormati dan tidak dimuliakan mereka sambut tamu itu dari jauh saja dengan hati menolak dan merasa ogah seraya berkata " Anda hanya numpang lewat, tak lebih dari itu, karena itu silahkan anda lewat"Mereka mendudukkaan nash-nash wahyu bagaikan kedudukan khalifah pada zaman sekarang, punya mata uang dan punya hak bicara tetapi tidak punya hukum dan kekuasaan yang berlaku. Orang yang berpegang pada Al qur an dan sunnah menurut mereka adalah pengikut ajaran lahiriah yang rugi dan kurang akal. sedangkan orang yang taqlid ( ikut-ikutan) terhadap pendapat yang kontradiktif dan kontroversial dan pemikiran-pemikiran yang tumpang tindih menurut mereka merupakan keutamaan yang patut diterima. Ahli-ahli al qur an dan as sunnah yang mendahulukan nash-nashnya daripada yang lainnya menurut mereka adalah orang-orang jahil yang kurang sehat pikirannya." apabila dikatakan kepada mereka berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman, mereka menjawab akankah kami beriman sebagaimana-orang-orang bodoh itu telah beriman? ingatlah sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh tetapi mereka tidak tahu"( Al baqarah : 13)Demi Allah mereka terhalang mencapai tujuan karena mereka menyimpang dari jalan wahyu, mengabaikan prinsip dan berpegang pada pendapat-pendapat yang lemah yang tidak ada sumber kebenarannya sehingga mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, dan terputuslah jalan-jalan yang mereka perlukan. Hingga apabila telah dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur dan dilahirkan apa yang ada di dalam hati lalu masing-masing kaum mendapatkan buah hasil yang berbeda sesuai dengan apa yang mereka usahakan, barulah terbuka bagi mereka hakikat keyakinan yang mereka percayai selama ini. Mereka mendapatkan apa yang telah mereka kerjakan " dan jelaslah bagi mereka adzab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan" ( Az zumar : 47), dan hampalah tangan mereka pada waktu panen, ketika mereka melihat dengan jelas hasil tanaman yang mereka taburkan.Wahai alangkah besarnya penyesalan ketika orang berbuat batil itu melihat jelas usaha dan jerih payahnya sebagai debu yang berterbangan, wahai alangkah besarnya musibah ketika ternyata angan-angan mereka sebagai awan tanpa hujan dan cita-cita mereka sebagai kebohongan yang memperdayakan. Bagaimanakah dugaan orang yang hatinya diliputi bid ah dan hawa nafsu dan fanatik terhadap pendapat dan pikiran manusia? bagaimanakah dugaan orang yang hatinya diliputi bid ah dan hawa nafsu, dan fanatik terhadap pendapat dan pikiran manusia? Bagaimana dugaan orang ini terhadap Tuhannya ketika semua rahasia dibeberkan? semua kandungan hati dinampakkan? apa alasan yang akan dikemukakan oleh orang yang membuang wahyu Allah ke belakang punggungnya pada hari ketika berbagai alasan tidak berguna bagi orang zalim?Apakah orang yang berpaling dari kitab Allah dan sunnah rasulNya ini mengira bahwa ia akan selamat dari adzab Tuhannya karena berpegang pada pendapat dan pikiran manusia? Atau apakah ia akan lepas dari adzab Allah karena ia telah banyak melakukan pembahasan dan perdebatan bermacam-macam analogi dan perbandingan? Atau karena telah melakukan bermacam-macam isyarat igauan dan aneka khayalan?Tidak sekali lagi tidak! demi Allah orang yang demikian ini telah melakukan dan membuat dugaan yang dusta sama sekali. Jiwanya dipenuhi dengan khayalan, khayalan tentang sesuatu yang jelas-jelas mustahil. Sesungguhnya jaminan keselamatan itu hanya bagi orang yang melaksanakan petunjuk Allah, berbekal taqwa, mengikuti dalil, menempuh jalan yang lurus dan berpegang teguh pada wahyu sebagai tali yang kokoh yang tidak akan pernah putus Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.Wa ba' duKarena kesempurnaan manusia itu tercapai denga ilmu yang bermanfaat dan amal shaleh, dimana keduanya merupakan petunjuk dan agama yang benar, juga dengan menyempurnakan kepada orang lain" demi masa sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran ( Al ashr: 1-3).Maka Allah swt bersumpah bahwa semua orang yang berada dalam kerugian, kecuali orang yang menyempurnakan kekuatan ilmiahnya dengan iman dan kekuatan amaliahnya dengan amal saleh dan menyempurnakan orang lain dengan berwasiat supaya mentaati kebenaran dan menetapi kesabaran. Jadi kebenaran adalah iman dan amal saleh dan keduanya tidak akan sempurna kecuali jika disikapi dengan sabar dan nasihat menasihati dengan kedua hal ini sudah menjadi kewajiban manusia unutk mencurahkan waktu dalam hidupnya bahkan jiwanya untuk mendapatkan tuntutan-tuntutan yang luhur dan terlepas dari kerugian yang nyata.Semua ini tidak akan diperoleh kecuali dengan menghadapkan diri kepada Al qur an dengan memahami merenungkan mengeluarkan perbendaharaannya membongkar muatannya mencurahkan perhatian kepadanya dan menekuninya dengan penuh antusias. Karena Al qur an menjamin keselamatan manusia dalam kehidupan dunia kini dan di akhirat nanti dan akan mengantarkan mereka kepada jalan yang lurus. Karena itu hakikat dan thariqat( tarekat), dzauq ( perasaan ruhani) dan perasaan jiwa yang benar semuanya tidak boleh diambil kecuali dari tempatnya yang benar ( dari Al qur an dan As sunnah sesuai dengan pemahaman salafushalih). tidaklah buah itu dipetik kecuali dari pohonnya."Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yangbaik (tauhiid) seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit.Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya" ( ibrahim: 24).

Maraji : Madarijus salikin, Imam ibnu qayyim al jauziyah.